aku berlari lari mengejar mobilku..
mengikuti kata hatiku..
mobilku nomor 1
sumber cahaya yang slalu kucinta….
DASH! mobilku nomor 1, mobilku tak pernah kalah!
DASH DASH DASH!
Teringat masa kecil saya yang kurang berbahagia hehe.. Nostalgia ndeso sedikit ke masa lalu, saat saya masih kecil dulu ada film yang sering sekali diputar di TV (yang waktu itu hanya satu-satunya), DASH! Yonkuro. Film yang menceritakan kisah seorang anak dan teman-temannya dalam race mobil mini 4WD, booming banget waktu itu filmnya, dan saya termasuk salah satu korbannya hehehe..
Segala macam merchandise laku keras, mobil-mobilan mini 4WD ibarat kacang goreng di pasaran mainan anak-anak, saya pribadi pun punya 6 mobil 4WD yang berbeda, hehehe.. Tidak hanya itu, sirkuit mini 4WD pun menjamur dimana-mana, anak-anak tidak dikatakan gaul kalau nggak punya mobil yang cepet, dinamo murahan kelaut aje, semua anak-anak punya standar yang sama yaitu mobil diukur dari kecepatan dan mahalnya spareparts, permainan berubah menjadi perlombaan dan kompetisi yang menonjolkan persaingan bukan fun dan happines.
Pikir-pikir, lucu juga, dulu demi menonton 4WD saya bolos dan nggak mau diajak ke gereja (waktu itu masih jahiliyyah :D ), duit rela dipake nggak makan demi beli mini 4WD dan sparepartsnya, sekolah pun dibela-belain bolos demi mainan balapan, orang-orang yang ditemui di sirkuit mini 4WD tiba-tiba menjadi teman dekat padahal awalnya belum kenal sama sekali.
Lucunya, begitu trend berubah dari mini 4wD ke tamagotchi (sejenis binatang peliharaan digital), maka semuanya hilang begitu saja, berganti begitu saja.. hehehehe..
Sekarang banyak yang berubah, bila dulu demi mini 4WD saya mengorbankan segalanya, sekarang tidak ada yang menarik dan membuat say abergairah kecuali dakwah fil Islam, ketika masih mahasiswa, kita rela menyambangi ustadz favorit dan kajian favorit walaupun harus ganti angkot 3x, kita rela nggak makan demi beli buku kajian Islam yang baru terbit, orang-orang yang ditemui dalam medan dakwah dalam sekejap menjadi teman walaupun tidak pernah ada ikatan darah, perdangan dan ikatan kerabat, kuliah kita nomorduakan dibanding menyampaikan Islam.. hehehehe…
Benarlah kata ulama besar, syaikh Taqiyuddin an-Nabhani (semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya pada beliau), bahwa setiap perbuatan manusia tergantung pada pemahamannya tentang aktivitas itu. Dan pemahaman ini ditentukan oleh cara berfikir seseorang, dan cara berfikir seseorang tergantung pada informasi yang dia gunakan dan bagaimana cara mengolah informasi tersebut.
Ini rumusnya:
Kualitas Informasi x Kuantitas Informasi + Otak + Indera + Fakta = Berfikir
Berfikir + Aqidah = Pemahaman
Pemahaman + Keyakinan = Aktivitas
Banyak orang yang menanyakan, kenapa walaupun orang sudah mengetahui sesuatu itu salah tapi masih banyak juga yang melakukan sesuatu yang salah?, nah itulah jawabannya: there is a huge difference between knowing and understanding. Tahu dan paham dalah dua kata yang sangat jauh perbedaannya, lebih jelas lagi, pemahaman adalah pengetahuan yang diyakini kebenarannya. Dan itulah yang akan men-drive seluruh perbuatan manusia dan kecenderungannya.
Dan pemahaman ini ditentukan oleh cara berfikir, dan cara berfikir sangat ditentukan oleh informasi yang dimiliki sebelumnya. Karena itu, bila kita ingin mengganti aktivitas seseorang dari rendah menjadi kuhur, maka mau tidak mau kita harus mengganti informasinya terlebih dahulu (mutabanat banget nih kata-katanya hehehe..)
Ada dua hal yang menjadikan kita bisa mengganti pemahaman seseorang, yaitu yang pertama; Kuantitas informasi, ok kita adakan percobaan, bila saya menanyakan kepada Anda “Makan apa saja minumnya?!” maka yang anda pikirkan pasti “Teh B**** S****!” hehehehe… itulah kuatnya kuantitas informasi, sesuatu yang kita dengar, lihat dan lakukan terus menerus akan membatu dan tanpa sadar menjadi kecenderungan dan cara mempengaruhi berfikir kita. Seseorang yang tinggak di Arab akan lebih mudah berbahasa arab. Bila kita memiliki teman-teman yang bandel dan rendah, tanpa sadar kita akan mengikuti cara berfikir mereka. Begitu pula ide khilafah dan syariah akan membumi dna menjadi solusi bagi manusia apabila ia terus menerus didengungkan dan dibicarakan. Salah besar pendapat yang mengatakan bahwa karena masyarakat belum siap lantas kita tidak membicarakan ide syariah dan khilafah. Justru karena masyarakat belum siaplah maka kita harus menyamoaikan lebih banyak lagi tentang ide syariah dan khilafah. Lha, kalo masyarakat sudah siap, maka untuk apa kita membicarakannya?! hehehe…
yang kedua adalah kualitas informasi, nah yang ini berkaitan dengan retorika dan dalil. contoh yang sangat nyata adalah perdebatan raja Namrud dan nabi Ibrahim
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata: “Saya dapat menghidupkan dan mematikan”. Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim (TQS al-Baqarah [2]: 258).
Inilah contoh kualitas dakwah yang bisa membuat raja Namrudz yang sombong terdiam. Sama dalam dakwah kita mewujudkan syariah dan khilafah, kita tidak biosa merasa cukup dengan apa yang kita punya pada saat ini, karena dunia terus berubah, maka kitapun harus terus berubah dan bertambah kualitas dakwahnya agar kita semakin mampu melaksanakan dakwah dengan maksimal, kemampuan bahasa arab, teknik komunikasi, semangat dan inspirasi, teknik retorika, manajemen dakwah, adalah suatu kemampuan yang selalu harus ditambah oleh hamilud dakwah, khususnya yang ingin mengembalikan kehidupan Islam ketengah-tengah masyarakat.
Nah inilah dua hal yang mempengaruhi proses berfikir, lalu menghasilkan pemahaman dan akhirnya mewujud dalam suatu aktivitas.. Jadi, selama kita bisa meneriakkan kebenaran maka jangan buang waktu dan jangan ragu, sesungguhnya kualitas dan kuantitas dakwah-lah yang akan menentukan datang tidaknya pertolongan Allah kepada kita!
Akhirul kalam,..
Aku berlari-lari mengejar surga-Mu,
mengikuti kalam al-Qur’an
Allah-ku hanya satu..
Sumber cahaya yang slalu kucinta…
DASH! Islamku nomor satu, Islamku tak pernah kalah..
DASH DASH DASH!
Source http://goo.gl/9w5DBX
mengikuti kata hatiku..
mobilku nomor 1
sumber cahaya yang slalu kucinta….
DASH! mobilku nomor 1, mobilku tak pernah kalah!
DASH DASH DASH!
Teringat masa kecil saya yang kurang berbahagia hehe.. Nostalgia ndeso sedikit ke masa lalu, saat saya masih kecil dulu ada film yang sering sekali diputar di TV (yang waktu itu hanya satu-satunya), DASH! Yonkuro. Film yang menceritakan kisah seorang anak dan teman-temannya dalam race mobil mini 4WD, booming banget waktu itu filmnya, dan saya termasuk salah satu korbannya hehehe..
Segala macam merchandise laku keras, mobil-mobilan mini 4WD ibarat kacang goreng di pasaran mainan anak-anak, saya pribadi pun punya 6 mobil 4WD yang berbeda, hehehe.. Tidak hanya itu, sirkuit mini 4WD pun menjamur dimana-mana, anak-anak tidak dikatakan gaul kalau nggak punya mobil yang cepet, dinamo murahan kelaut aje, semua anak-anak punya standar yang sama yaitu mobil diukur dari kecepatan dan mahalnya spareparts, permainan berubah menjadi perlombaan dan kompetisi yang menonjolkan persaingan bukan fun dan happines.
Pikir-pikir, lucu juga, dulu demi menonton 4WD saya bolos dan nggak mau diajak ke gereja (waktu itu masih jahiliyyah :D ), duit rela dipake nggak makan demi beli mini 4WD dan sparepartsnya, sekolah pun dibela-belain bolos demi mainan balapan, orang-orang yang ditemui di sirkuit mini 4WD tiba-tiba menjadi teman dekat padahal awalnya belum kenal sama sekali.
Lucunya, begitu trend berubah dari mini 4wD ke tamagotchi (sejenis binatang peliharaan digital), maka semuanya hilang begitu saja, berganti begitu saja.. hehehehe..
Sekarang banyak yang berubah, bila dulu demi mini 4WD saya mengorbankan segalanya, sekarang tidak ada yang menarik dan membuat say abergairah kecuali dakwah fil Islam, ketika masih mahasiswa, kita rela menyambangi ustadz favorit dan kajian favorit walaupun harus ganti angkot 3x, kita rela nggak makan demi beli buku kajian Islam yang baru terbit, orang-orang yang ditemui dalam medan dakwah dalam sekejap menjadi teman walaupun tidak pernah ada ikatan darah, perdangan dan ikatan kerabat, kuliah kita nomorduakan dibanding menyampaikan Islam.. hehehehe…
Benarlah kata ulama besar, syaikh Taqiyuddin an-Nabhani (semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya pada beliau), bahwa setiap perbuatan manusia tergantung pada pemahamannya tentang aktivitas itu. Dan pemahaman ini ditentukan oleh cara berfikir seseorang, dan cara berfikir seseorang tergantung pada informasi yang dia gunakan dan bagaimana cara mengolah informasi tersebut.
Ini rumusnya:
Kualitas Informasi x Kuantitas Informasi + Otak + Indera + Fakta = Berfikir
Berfikir + Aqidah = Pemahaman
Pemahaman + Keyakinan = Aktivitas
Banyak orang yang menanyakan, kenapa walaupun orang sudah mengetahui sesuatu itu salah tapi masih banyak juga yang melakukan sesuatu yang salah?, nah itulah jawabannya: there is a huge difference between knowing and understanding. Tahu dan paham dalah dua kata yang sangat jauh perbedaannya, lebih jelas lagi, pemahaman adalah pengetahuan yang diyakini kebenarannya. Dan itulah yang akan men-drive seluruh perbuatan manusia dan kecenderungannya.
Dan pemahaman ini ditentukan oleh cara berfikir, dan cara berfikir sangat ditentukan oleh informasi yang dimiliki sebelumnya. Karena itu, bila kita ingin mengganti aktivitas seseorang dari rendah menjadi kuhur, maka mau tidak mau kita harus mengganti informasinya terlebih dahulu (mutabanat banget nih kata-katanya hehehe..)
Ada dua hal yang menjadikan kita bisa mengganti pemahaman seseorang, yaitu yang pertama; Kuantitas informasi, ok kita adakan percobaan, bila saya menanyakan kepada Anda “Makan apa saja minumnya?!” maka yang anda pikirkan pasti “Teh B**** S****!” hehehehe… itulah kuatnya kuantitas informasi, sesuatu yang kita dengar, lihat dan lakukan terus menerus akan membatu dan tanpa sadar menjadi kecenderungan dan cara mempengaruhi berfikir kita. Seseorang yang tinggak di Arab akan lebih mudah berbahasa arab. Bila kita memiliki teman-teman yang bandel dan rendah, tanpa sadar kita akan mengikuti cara berfikir mereka. Begitu pula ide khilafah dan syariah akan membumi dna menjadi solusi bagi manusia apabila ia terus menerus didengungkan dan dibicarakan. Salah besar pendapat yang mengatakan bahwa karena masyarakat belum siap lantas kita tidak membicarakan ide syariah dan khilafah. Justru karena masyarakat belum siaplah maka kita harus menyamoaikan lebih banyak lagi tentang ide syariah dan khilafah. Lha, kalo masyarakat sudah siap, maka untuk apa kita membicarakannya?! hehehe…
yang kedua adalah kualitas informasi, nah yang ini berkaitan dengan retorika dan dalil. contoh yang sangat nyata adalah perdebatan raja Namrud dan nabi Ibrahim
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata: “Saya dapat menghidupkan dan mematikan”. Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim (TQS al-Baqarah [2]: 258).
Inilah contoh kualitas dakwah yang bisa membuat raja Namrudz yang sombong terdiam. Sama dalam dakwah kita mewujudkan syariah dan khilafah, kita tidak biosa merasa cukup dengan apa yang kita punya pada saat ini, karena dunia terus berubah, maka kitapun harus terus berubah dan bertambah kualitas dakwahnya agar kita semakin mampu melaksanakan dakwah dengan maksimal, kemampuan bahasa arab, teknik komunikasi, semangat dan inspirasi, teknik retorika, manajemen dakwah, adalah suatu kemampuan yang selalu harus ditambah oleh hamilud dakwah, khususnya yang ingin mengembalikan kehidupan Islam ketengah-tengah masyarakat.
Nah inilah dua hal yang mempengaruhi proses berfikir, lalu menghasilkan pemahaman dan akhirnya mewujud dalam suatu aktivitas.. Jadi, selama kita bisa meneriakkan kebenaran maka jangan buang waktu dan jangan ragu, sesungguhnya kualitas dan kuantitas dakwah-lah yang akan menentukan datang tidaknya pertolongan Allah kepada kita!
Akhirul kalam,..
Aku berlari-lari mengejar surga-Mu,
mengikuti kalam al-Qur’an
Allah-ku hanya satu..
Sumber cahaya yang slalu kucinta…
DASH! Islamku nomor satu, Islamku tak pernah kalah..
DASH DASH DASH!
Source http://goo.gl/9w5DBX