Sharing for learn...

Rabu, 30 Juli 2014

Blasts at J.W. Marriott and Ritz-Carlton Hotel: an Old Scenario by A New Director?

Rabu, Juli 30, 2014 Posted by ./rex No comments
Jum’at 17 Juli 2009: Terjadi Ledakan di Hotel J.W. Marriott dan Hotel Ritz-Carlton




Fakta:
  1. Ledakan pertama kali terjadi di Hotel J.W. Marriott lalu di Hotel Ritz-Carlton, ledakan pertama terjadi pada pukul 07.40, ledakan kedua terjadi berselang 5-10 menit ledakan pertama. 
  2. Ledakan di Ritz-Carlton terjadi 2x dengan intensitas ledakan kedua lebih rendah dibanding yang pertama 
  3. Ledakan di Ritz-carlton terjadi di lantai 2 di sebuah restoran, sedangkan di J.W. Marriott ledakan terjadi di Loby Hotel 
  4. Polisi memastikan bila ledakan yang terjadi di Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton akibat bom (09.54) 
  5. “Ini jenisnya hight explosive,” kata Menko Polkam Widodo AS di depan Hotel JW Marriott, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (10:45)
Tanggapan LN:

a. Pemerintah Australia mengeluarkan Travel Warning awal minggu ini bahwa warga Australia harus berfikir ulang untuk bepergian ke Indonesia, termasuk Bali, dikarenakan ancaman yang sangat tinggi dari serangan teroris.

“Kami terus mendapatkan informasi yang dapat dipercaya bahwa teroris sedang merencanakan serangan di Indonesia dan Bali tetap menjadi target yang menarik bagi teroris” Dikatakan oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia. “Bila Anda bepergian ke Indonesia, maka Anda harus berpergian dengan ekstra hati-hati”. “Serangan terorisme yang lalu mengarah kepada orang Barat di Bali dan Jakarta mengindikasikan area-area ini adalah target prioritas. Anda harus mengambil perhatian serius untuk menghindari tempat-tempat yang dikenal sebagai tempat target teroris.

b. 17/7/09 : Dr Carl Ungerer, direktur proyek keamanan nasional Australia, Australian Strategic Policy Institute (ASPI)

  • “Mereka merupakan sekelompok anggota garis keras yang tidak setuju dengan pandangan para pemimpin JI mungkin dalang dibelakang pemboman ini”
  • “Sekelompok kecil garis keras yang tidak menerima pandangan beberapa kepemimpinan JI bahwa mereka melangkah menuju fase konsolidasi,”
  • “beberapa anggota JI garis keras tersebut bisa saja telah bebas dari penjara belum lama ini”
  • “Dan mereka yakin bahwa kelanjutan aksi pengeboman merupakan satu-satunya cara agar mereka mencapai tujuan politik mereka,”
c. Australia memberitakan bahwa ada laporan peringatan baru (yang dipublikasikan 24 jam sebelum ledakan Marriot dan Ritz-Carlton), bahwa akan terjadinya aksi terorisme seperti Bom Bali yang akan dilakukan oleh JI.


  • PENGULANGAN dari bom Bali 2002 akan meningkat setelah banyak anggota JI dibebaskan dari penjara.
  • Banyak teroris yang dilepaskan dari anggota JI, Islam garis keras di Indonesia, dan mereka akan mengadakan serangan terorisme kembali
  • Penulis laporan ini, Noor Huda Ismail dari the Jakarta-based International Institute for Peacebuilding dan Carl Ungerer from ASPI, mengatakan walau kemungkinan serangan kembali adalah rendah, tetapi kemungkinan ini akan terus bertambah.
d. 25/06/09 : Peter Chalk dari lembaga think-tank AS, RAND Corporation dan Carl Ungerer dari Australian Strategic Policy Institute (ASPI) dalam laporannya yang berjudul: Neighbourhood watch: The evolving terrorist threat in Southeast Asia, menyatakan:

  • Kelompok Kontroversial Hizbut Tahrir, yang memiliki ratusan anggota di Australia, sedang mencoba untuk merekrut di Universitas-universitas Malaysia dimana anggota al-Qaida dan JI pernah belajar juga disana.
  • Australia harus berusaha keras menghentikan penyebaran literatur dan media-media Jihad.
  • Kemunculan kembali daripada media/literatur jihad garis keras di Indonesia lewat publikasi seperti Jihadmagz menunjukkan kecenderungan yang mengkuatirkan dan sesuatu yang harus diperhatikan secara mendalam.
  • Australia harus mengadakan pembicaraan menteri luar negeri seri kedua yang melanjutkan pembicaraan sebelumnya pada pertemuan konferensi menteri sub-regional yang diadakan pada Maret 2007
  • Kesuksesan Hizbut Tahrir di Malaysia dapat dilihat sebagai potensi sebuah “pengaruh peradikalan” yang harus tetap diperhatikan oleh Australia. Didedikasikan untuk menerapkan aturan-aturan Islam dengan menggulingkan pemerintahan Barat, Hizbut Tahrir didirkan di Sydney dan telah merekrut anggota-anggota baru pada kampus lokal. Pemerintah New South Wales mempublikasikan untuk melarang organisasi ini tahun lalu, tetapi Jenderal Philip Ruddock tidak mengabulkannya “Menurut diplomat Barat dan politisi Malaysia, kelompok ini (Hizbut Tahrir) telah menembus kepada komunitas Malaysia dan sekarang aktif merekrut dari golongan terdidik institusi pendidikan tinggi seperti Institut teknologi Malaysia” Laporan itu mengatakan lagi bahwa universitas adalah “sumber lama yang penting bagi al-Qaida maupun JI”
Analisis:

Dalam setiap kejadian “terrorism attack” di Indonesia, setidaknya kita dapat melihat kesamaan dalam peristiwa ini, yaitu bahwa pada setiap kejadian terorisme sudah diprediksi oleh Australia yang sudah umum diketahui selaku “american watchdog on southeast asia”, ada laporan-laporan peringatan dan pasti ada travel warning sebelumnya. Artinya, ada isu baru yang ingin dimunculkan oleh AS via watchdognya ini dan menjadi pintu masuk bagi AS untuk menjalankan kepentingan barunya di Asia Tenggara

Dan yang lebih pasti, berdasarkan laporan-laporan yang telah dikeluarkan bulan lalu dan satu hari lalu sebelum serangan bom di Jakarta 17/7/09, maka kita dapat menyimpulkan bahwa yang akan menjadi sasaran dan target pada kali ini tetaplah JI, dan selain itu, ada organisasi yang berusaha dimunculkan sebagai “persamaan” JI, yaitu adalah Hizbut Tahrir. Dari laporan pula dapat kita persempit bahwa target operasi AS adalah gerakan-gerakan yang mereka anggap ekstrim dan mampu membahayakan eksistensi Barat yang ada di Australia, Indonesia dan Malaysia.

Setelah kejadian ini, dapat dipastikan bahwa AS dan Australia akan mendesak seluruh Asia Tenggara untuk berkumpul dan membicarakan tentang “War On Terrorism”, sebagaimana yang dilakukan oleh George W. Bush pada masa pemerintahannya, untuk memperjelas dimana posisi negara-negara Asia Tenggara dengan metode lama “either are you with us or against us?” Kesimpulannya? Ini adalah skenario lama dengan sutradara yang baru, semua hal ini ditujukan kepada ummat Muslim, sebagai sebuah kejadian untuk memunculkan kembali sentimen negatif kepada kaum muslim, dan memberikan stigma negatif terhadap muslim yang menginginkan penerapan Islam. Oleh karena itu, hendaklah kita mewaspadai makar busuk yang dilakukan oleh imperialis Barat yang tak rela tanah kaum muslim lepas dari tangan mereka.

Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya (TQS al-Anfaal [8]: 30)

Sesungguhnya Allah pemilik makar yang paling sempurna, maka kejadian ini seharusnya menyadarkan kita betapa Barat telah merasa kebangkitan Islam sudah sangat dekat. Saat ini kita berpacu dengan waktu, apakah mereka atau kita yang lebih dulu membuat gol. Bagi kita goal itu telah jelas, tegaknya Islam dan syari’ah Allah dalam kesatuan Khilafah yang telah dijanjikan Allah.

Injury time is now, act now or never.


Source http://goo.gl/BGeG5f

0 komentar:

Posting Komentar

Back to Top