Sharing for learn...

Kamis, 20 November 2014

Islam in China

Kamis, November 20, 2014 Posted by ./rex No comments

Apa yang muncul di benak kita ketika melihat wajah putih kekuningan dengan mata yang sipit? maka biasanya yang terbetik di benak kita adalah: kafir, musyrik, penjajah, pelit, egois, perebut harta pribumi, koruptor, penjual narkoba dan lain-lain. Well, that’s acceptable, kenapa? karena fakta itulah yang mungkin selalu terlihat oleh ummat muslim di Indonesia, sehingga beberapa orang yang berpandangan sempit lalu membenci warga keturunan Cina di negeri mereka tanpa alasan dan dalil yang jelas.

Nah, kali ini kita akan sedikit memperluas pandangan dan me-rekonstruksi perasaan kita tentang orang keturunan Cina ini, karena ternyata Islam bukanlah agama yang asing bagi warga Cina, tidak seperti daerah lain yang muslimnya masih didominasi oleh warga keturunan arab, muslim Cina tersusun dari warga asli mereka sama banyaknya dengan warga pendatang dari keturunan arab.

Sampai sekarang, warga muslim di Cina termasuk banyak, walaupun dibandingkan dengan jumlah penduduk Cina maka terlihat kecil. Persentase terbanyak ada di provinsi Xinjiang yang terletak di barat laut Cina, disana muslim sebanyak 48%. Disebelah timur Xinjiang, propinsi Gansu sebanyak 8% dan sebelah timur Gansu yaitu propinsi Ningxia yang dihuni suku Hui yang muslim menjadi mayoritas di propinsi tersebut. Selain tiga propinsi itu, terdapat propinsi lain yang juga dihuni oleh ratusan ribu muslim seperti propinsi Yunnan asal Zheng He (Cheng Ho), propinsi Hebei (propinsi yang terkenal sebagai tempat para pendekar), dan kota-kota seperti Guangzhou (kota tempat masjid pertama di Cina), Beijing dan Shanghai.

Asal Mula Islam di Negeri Cina

Interaksi antara Cina dan Arab sebenarnya sudah terjadi jauh sebelum Islam ada di dunia, sekitar abad ke-1 dan ke-2, Arab termasuk tempat persinggahan para pedagang jalur sutera (silk road) untuk berjual beli. Jalur sutera ini terbentang dari Cina sampai ke Konstantinopel. Karena itulah muncul ungkapan arab “tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”, karena pada waktu itu Cina menjadi tempat yang sangat terkenal karena termasuk negeri yang sangat maju peradabannya.

Ketika masa khalifah Utsman bin Affan, beliau meminta kepada paman rasulullah Sa’ad bin Abi Waqqash secara pribadi untuk membangun hubungan dengan negara Cina dengan misi mendakwahkan agama Islam, dan shahabat Sa’ad diterima dengan sangat baik oleh Kaisar Gaozong yang memimpin dinasti Tang, ketika itu Cina mencapai kejayaan peradaban sehingga sangat mudah menerima Islam. Setelah menerima Sa’ad bin Abi Waqqash, kaisar memerintahkan untuk membangun masjid di kota Guangzhou untuk menjadi kenangan dan tanda sepakatnya kepada Islam, dan masjid ini masih berdiri sampai sekarang dan dikenal sebagai masjid Huaisheng (Memorial Mosque).

Islam terus berkembang pada masa dinasti Tang, dinasti Song dan dinasti Yuan, bahkan perkembangan ini sangat menggembirakan, kaum muslim di Cina menguasai perdagangan impor dan ekspor lewat jalur sutera darat maupun laut, sehingga mereka selalu menjabat sebagai direktur jenderal pelayaran. Pada masa dinasti Yuan, perkampungan awal muslim di Cina disebut dengan Huihui, yang berarti tengah-tengah, dari sinilah akhirnya muncul etnis Hui di Cina, etnis yang dominan beragama Islam yang puritan. Peran kaum muslim semakin besar pada dinasti Yuan, nereka dipekerjakan sebagai pegawai administrasi negara, perpajakan, astronomi, penanggalan dan arsitektur.

Bahkan pada masa itu peradaban Islam tumbuh pesat dan mewarnai kota-kota yang ada di Cina, juga mewarnai gaya hidup orang Cina, dalam kungfu pun, di Cina dikenal kungfu aliran muslim yang hanya diwariskan di pesantren-pesantren dan turun-temurun diantara kaum muslim yang terkenal akan harga dirinya.

Puncak Kejayaan Peradaban Islam di Cina

Puncak peradaban Islam di Cina tercapai ketika masa pemerintahan dinasti Ming, bahkan sejarah menyebutkan 6 jenderal yang paling dipercaya kaisar pertama dinasti Ming adalah muslim. Termasuk diantara jenderal ini adalah Lan Yu Who yang menghentikan serangan tentara Mongol di Tembok Cina dan mengakhiri impian Mongol untuk menduduki Cina. Pada masa dinasti Ming ini pula, Laksamana Zheng He diperintahkan kaisar untuk melakukan 7 ekspedisi ke samudera Hindia pada tahun 1405 – 1433.

Zheng He atau yang lebih dikenal dengan nama Cheng Ho, mempunyai nama asli Ma San Bao adalah seorang Cina Muslim, bangsawan etnis Hui. pada tahun 1405 dia memimpun armada laut yang terdiri dari 62 kapal induk yang berukuran 126 x 52 m (seukuran lapangan sepakbola), dan sekitar 190 kapal pendukung dan total 27.000 awak kapal . Perbandingan kapal induk Zheng He dengan kapal Christopher Columbus ketika menemukan AmerikaPerbandingan kapal induk Zheng He dengan kapal Christopher Columbus ketika menemukan Amerika 

Menurut beberapa literatur, ekspedisi Zheng He tidak hanya mebawa misi dari kaisar, tetapi dia juga memiliki misi tersendiri yang lebih mulia, yaitu menyebarkan Islam. Ma Huan, seorang muslim yang menemani Zheng He sebagai penerjemah dan penulis pribadi, dalam bukunya ‘The Overall Survey of the Ocean Shores’ (Chinese: 瀛涯勝覽) yang ditulis pada tahun 1416, menjelaskan secara detail tentang tempat-tempat yang disinggahinya, dan menuliskan bahwa Zheng He kerap mengunjungi masjid, memberikan dakwah secara intensif pada tempat-tempat yang dikunjunginya, membangun komunitas muslim disana, lalu membangun masjid untuk mereka.

Tokoh agama HAMKA juga mengatakan “Perkembangan islam di Indonesia dan Malaysia mempunyai pengaruh yang sangat kuat dengan Muslim Cina, Laksamana Zheng He” . Cendekiawan Slamet Muljana menambahkan: “Zheng He membangun komunitas muslim Cina pertamakali di Palembang , kemudian di Kalimantan Barat, kemudian di Jawa, the Selat Malaka lalu ke Filipina”.

Namun pada akhir pemerintahan dinasti Ming, populasi muslim di Cina dibatasi, dan ketika pemerintahan dinasti Qing, kaum muslim mendapatkan perlakuan yang sangat buruk, kaum muslim tidak diperbolehkan untuk menyembelih hewan kurban, membangun masjid yang baru, dan dilarang untuk berhaji ke Makkah serta menerapkan politik belah bambu di kalangan etnis di Cina. Pemerintahan yang represif ini membuahkan 5 pemberontakan suku Hui (muslim) yang mendapatkan tekanan dalam melaksanakan ibadah mereka, untuk menekan penduduk muslim, dinasti Qing membunuh sekitar 7 juta penduduk muslim pada tahun 1855 – 1877.

Dinasti Qing: Awal Mula Penderitaan Muslim Cina Mao Zedong Mao Zedong

Setelah runtuhnya dinasti Qing, Sun Yat Sen memproklamasikan berdirinya Republik Cina, yang diikuti dengan pengambilalihan Republik Cina menjadi Republik Rakyat Cina oleh Mao Zedong. Dalam kedua rezim ini kaum muslim mengalami tekanan dan penindasan serta perlakuan diskriminatif yang lebih besar. Dalam Revolusidi Cina, banyak masjid dihancurkan dan ditutup dan al-Qur’an dimusnahkan .

Inilah beberapa catatan kekerasan, penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap kaum muslim, terutama muslim uighur yang ada di xinjiang, secara etnis mereka sangat berbeda dan lebih dekat dengan ras eropa timur, dan menggunakan bahasa turki, oleh karena inilah muslim uighur diperlakukan sebagai warga negara kelas dua .

Etnis uighur

pada tahun 2009, penguasa Cina menutup 6 sekolah Islam dan menyita buku-buku, tulisan, compact disk, dan rekaman audio, serta menangkap 39 muslim selama 2008, sekitar 1.300 Muslim uighur ditangkap otoritas cina. Bahkan, 17 orang di antaranya dijebloskan ke penjara Guantanamo.

Anak-anak dibawah 18 tahun dilarang untuk mempelajari dan mempraktikkan Islam. Anak-anak yang menghadiri masjid akan dikeluarkan dari sekolah. Shalat jum’at harus menggunakan teks pemerintah, imam ditunjuk pemerintah dan absen shalat jum’at diberikan kepada PKC (Partai Komunis Cina).

Di bulan Agustus 2006, polisi menggrebek rumah Aminan Momixi, ketika wanita ini sedang mengajarkan al Quran kepada 37 muridnya. Anak-anak ini tidak dilepaskan hingga orang tuanya membayar denda yang tinggi sekali, sekitar 7000-10000 Yuan – rata-rata gaji per tahun warga uighur adalah 2400 Yuan.

Xinjiang Daily melaporkan bahwa di tahun 2005, 18.227 penduduk di Xinjiang ditahan karena mengancam keamanan negara angka ini naik 25% dari angka tahun 2004

Arus migrasi etnis han oleh pemerintah cina mencapai angka rata-rata 200 ribu orang/tahun. Pada tahun 1936 partai Kuomintang (republik Cina) memperkirakan penduduk muslim ada 48 juta jiwa, namun semenjak Mao Zedong berkuasa dengan PKC maka jumlah itu tinggal 10 juta jiwa.

PKC menutup paksa sebanyak 29.000 masjid di Cina. Di bidang pendidikan sejumlah sekolah Islam ditutup dan sekitar 360 ribu muslim yang ditangkap karena bersekolah di sekolah Islam. digulirkan kampanye “strike hard” pada 1996, mencakup kebijakan memperketat pengendalian terhadap kegiatan agama, pembatasan pergerakan orang dan tidak menerbitkan paspordan menahan orang-orang yang didicurigai mendukung separatis dan anggota keluarga mereka.

Xinjiang: Penderitaan Muslim di Tanah Penuh Berkah

Tekanan dan kedzaliman yang dilakukan oleh pemerintah Cina semenjak tahun 1911 – 1949 dalam pemerintahan Republik Cina dan 1949 – sekarang oleh RRC membuat muslim uighur maupun muslim hui menjadi sangat gerah. Di Xinjiang, walaupun daerah tersebut sangat kaya dengan minyak dan pariwisatanya, namun penduduk uighur hidup dalam kemiskinan dan tekanan dalam ibadah mereka. Pemerintah Cina seolah-olah ingin mengatakan “Kami mau harta di Xinjiang tetapi tidak menginginkan orang-orang uighur”. Akumulasi tekanan dan penindasan inilah yang menjadi cikal bakal kerusuhan-kerusuhan di Xinjiang, termasuk terakhir yang terjadi 5 Juli 2009 lalu.

Tercatat sekitar 184 orang meninggal 1434 orang dipenjara dan 1680 lainnya terluka dalam bentrok aparat dengan muslim uighur. Dan yang lebih parah lagi, setelah kejadian itu, pemerintah Cina seolah membiarkan ketika kejadian ini berganti menjadi kerusuhan etnis. Setelah pemerintah dan aparat keamanan yang menghabisi etnis uighur, giliran suku Han yang dipancing untuk menghabisi etnis uighur, dan ini dibiarkan begitu saja oleh pemerintah Cina. Lebih menuakitkan lagi, sampai sekarang aparat Cina mengepung kota Urumqi dengan tentara yang sangat banyak dan melarang shalat jum’at bagi orang muslim uighur.

Bagaimana reaksi Indonesia dalam kasus ini? seperti biasa dan seperti yang sudah kita saksikan pada kasus Muslim Palestina yang dibantai Israel dan Muslim Rohingya yang disiksa Myanmar dan Thailand, yaitu pemerintah RI memutuskan untuk tidak ikut campur. Dubes RI untuk Cina, Sudrajat menyampaikan “Apa yang terjadi di Xinjiang adalah urusan dalam negeri China dan kita menghormati kedaulatannya dan tidak akan campur tangan masalah itu.” (Antara, 12/7/2009)

Padahal mereka telah menyaksikan:

Seorang mukmin terhadap mukmin (lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama lain saling menguatkan (HR. Bukhari dan Muslim).

Umat Muslim adalah satu ummat satu sama lain tanah mereka adalah satu, perang mereka adalah satu, perdamaian mereka adalah satu dan kebenaran mereka adalah satu (HR. Muslim).

Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya merasakan sakit maka seluruh tubuh turut merasakannya dengan berjaga dan merasakan demam (HR. Muslim).

Akar Masalah dan Solusi

Setidaknya ada 2 kemungkinan sebab kejadian kerusuhan Xinjiang ini terjadi: Kota minyak di Xinjiang Kota minyak di Xinjiang

1. Penindasan terhadap muslim Xinjiang dan ketidakadilan dari pemerintah Cina adalah suatu hal yang wajar ketika kita mengetahui bahwa Xinjiang adalah wilayah yang sangat kaya. Xinjiang menguasai 20 persen cadangan potensial minyak di Cina, dan pemerintah Cina telah mengeluarkan laporan bahwa Xinjiang akan menjadi pusat industri mintak Cina dalam 10 tahun kedepan. Selain itu pemerintah Cina memperoleh pendapatan dari pariwisata rata-rata Rp. 15 trilliun/tahun . Sehingga pemerintah Cina perlu untuk merantai Xinjiang dengan cara melakukan penindasan-penindasan dan migrasi penduduk etnis han kesana.

2. Amerika berkepentingan untuk menjaga stabilitas di asia dengan cara mengurung cina (containing China) dan menjaga agar jangan sampai negara-negara yang mengelilingi Cina (Pakistan, Afghanistan, Kyrgistan, Uzbekistan, termasuk Tibet dan Xinjiang) berada dalam pengaruh Cina. Oleh karena itu, AS pasti akan selalu menyulut api pertikaian disini seperti yang jelas-jelas dilakukannya kepada Kashmir, Tibet, Pakistan dan Afghanistan saat ini. Semua ini didasarkan pada ketakutan AS atas prediksi Samuel Huntington dalam bukunya Clash of Civilization: Remaking the World Order, bahwa tantangan paling serius bagi hegemoni Amerika pada masa mendatang adalah revivalisme Islam dan peradaban Cina. Hal ini juga ditegaskan oleh Will Hutton, seorang ekonom dan juga think-tank para pemimpin AS yang menyampaikan bahwa Islam radikal merepresentasikan tantangan terbesar bagi peradaban Barat setelah runtuhnya fasisme dan Komunisme. Senada dengan itu, Michael Buriyev, Ketua Parlemen Rusia seolah memperingatkan AS dengan prediksinya bahwa dunia sedang menuju menjadi 5 negara besar: Rusia, Cina, Khilafah Islam, Konfederasi Dua Amerika, dan India jika India bisa bebas dari cengkraman Islam yang mengurungnya. Maka AS tidak akan mau kecolongan dengan Cina dan Khilafah, maka ia terus menghambat kemungkinan keduanuya untuk muncul.

Semua ini harusnya memberikan kita sebuah gambaran yang sangat jelas, tentang apa yang bisa menyelesaikan permasalahan di Xinjiang. dan memberikan petunjuk yang sharih tentang apa yang harus kita lakukan sebagai kewajiban kita yang paling besar dan utama. Maka urusan ini adalah Khilafah Islamiyyah. Sungguh semua solusi telah dicoba dan diterapkan dan ternyata menghasilkan hasil nol besar. Hanya persatuan kaum muslim dalam bingkai Khilafah Islam yang secara teoritis dan praktis bisa menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh kaum muslim dimanapun mereka berada.

Mari kita merenung sejenak. Idul Fitri tahun 2008 lalu, saya sempat bertemu dengan saudara-saudara saya dari Xinjiang, mereka menyampaikan betapa parahnya keadaan di tempat mereka, bayangkan saja, untuk “nyantri” Islam mereka harus menempuh perjalanan sampai ke Indonesia, Yaman ataupun negeri-negeri lain. Yang ketika mereka kembali ke negerinya, mereka baru boleh berdakwah jika sesuai dengan keinginan PKC. Mereka menyampaikan kepada saya perihal pelarangan shalat jum’at, pelarangan shalat ied, melarang untuk mengadakan halqah dan sejenisnya, dan banyak lagi tekanan yang mereka dapatkan bila mereka dicurigai pemerintah Cina, dan bukan hanya mereka yang ditangkap, tetapi keluarga mereka yang jadi korban

Sekarang bandingkan dengan kita, bila kita tidak suka dengan suatu hukum kufur dan thaghut, bila kita merasa sesuatu tidak syar’I, bila kita merasa Islam dihina: KITA BISA BERGERAK! KITA BISA BERBICARA! tapi kenapa kita masih mengunci mulut kita dengan sejuta alasan, dan memberatkan kaki dan tangan kita dengan batu-batu cinta dunia dan takut mati?! Apakah surga sudah menjadi pertukaran yang murah?! haruskah sampai ada senapan dan bedil didepan mata kita baru kita akan bergerak? haruskah ketika Izrail menjemput kita baru bersedia berbicara?!

STAND UP FOR ISLAM! NOW!



Source http://goo.gl/rRM27t

Felix on Pilpres 2009

Kamis, November 20, 2014 Posted by ./rex No comments

MENIMBANG: BAHWA MENGANGKAT PEMIMPIN ADALAH WAJIB DALAM PANDANGAN ISLAM

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (pemimpin) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (TQS an Nisaa [4] : 59)

MENGINGAT: BAHWA PEMIMPIN YANG DIANGKAT MEMILIKI KETENTUAN

a. Tidak Kafir
Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali (TQS ali-Imraan [3]: 28)

b. Meneruskan cara kepemimpinan nabi yaitu menerapkan al-Qur’an dan as-Sunnah
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (pemimpin) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (TQS an Nisaa [4] : 59)

“Dulu Bani Israil diurus urusannya oleh para Nabi. Setiap kali seorang Nabi meninggal, Nabi yang lain menggantikannya. Sesungguhnya tidak ada Nabi sesudahku dan akan ada para khalifah, yang berjumlah banyak” Para sahabat bertanya “Lalu apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Nabi saw. Bersabda: “Penuhilah baiat yang pertama saja dan hanya yang pertama (satu khalifah), dan berikanlah kepada mereka hak mereka. Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban mereka atas apa saja yang mereka urus” (HR. Bukhari)

c. Pemimpin ini adalah Khalifah yang satu untuk seluruh muslim di dunia
Jika dibai’at dua orang Khalifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya.” (HR. Muslim)

MEMUTUSKAN 
Bahwa dengan pertanggungjawaban penuh terhadap pilihan ini terhadap Allah, dan berjanji akan menegakkan kepemimpinan yang dimaksud dalam hadits diatas sepenuh jiwa dan harta, maka saya tidak akan memilih siapapun dalam pilpres 2009

alasan untuk tidak memilih:

1. Siapapun yang terpilih nanti tidak akan menghilangkan kewajiban mengangkat pemimpin (nashbul Imam) karena yang dimaksud dalam dalil-dalil mengangkat pemimpin adalah pemimpin kaum muslim yang menerapkan qur’an-sunnah, bukan yang tidak menerapkannya, bahkan bicara saja belum berani. Artinya, walaupun setelah 8 juli nanti ada pemimpin yang terpilih, maka ummat Islam semuanya tetap berdosa, karena kita belum membatalkan kewajiban memilih pemimpin

2. Calon-calon yang sekarang menetapkan akan memakai sistem sekulerisme, yang itu adalah kebodohan dalam pandangan Rasulullah:

Diriwayatkan dari Jabr bin Abdillah ra dari Nabi saw sesungguhnya beliau bersabda kepada Ka’ab bin Ajrah, “Semoga Allah menjauhkan kamu dari pemimpin yang bodoh.”

Ka’ab bertanya, “Siapakah pemimpin yang tolol/bodoh itu, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Yaitu para pemimpin sesudahku yang tidak mau memberi petunjuk seperti petunjukku, tidak pula mau menerapkan syariat (peraturan, undang-undang) seperti ajaranku. Barangsiapa membenarkan perilaku pemimpin tersebut dengan segala kebohongannya dan membantu segala perilaku zhalimnya, maka mereka bukan termasuk ummatku dan aku terbebas dari mereka. Mereka tidak akan pernah mencicipi telagaku (di surga). Sebaliknya, barangsiapa tidak membenarkan segala kebohongan yang diperbuat pemimpin tersebut dan tidak pula membantu perilaku zhalimnya, maka mereka termasuk ummatku dan akupun meridhainya. Mereka akan minum air telagaku (di surga)” (HR. Ahmad)

3. Pilpres justru akan menimbulkan perpecahan diantara kaum muslim, dan sudah sangat jelas sebagai suatu hal yang sangat melalaikan dalam perjuangan kaum muslim, sehingga lebih baik kita ber-istiqamah dalam perjuangan Islam.

4. semua dalil sudah ada dengan jelas diatas, semoga Allah menunjukkan kebaikan pada kaum muslim

maka: PERUBAHAN BESAR hanya dapat terjadi dengan penerapan sistem Islam, dan penerapan Islam dengan Khilafah Islam LEBIH CEPAT LEBIH BAIK, maka berjuanglah secara serius untuk LANJUTKAN kehidupan Islam!

akhukum fillah, al-faqir ila Allah


Source http://goo.gl/KQAZZ1

Rabu, 19 November 2014

Solusi Total Masalah Palestina Khilafah Islamiyyah!

Rabu, November 19, 2014 Posted by ./rex No comments

Invasi Israel ke Jalur Gaza masih berlanjut, sejak tanggal 27 Desember bertepatan dengan peringatan Tahun Baru (Muharam) Islam, sampai dengan tulisan ini diturunkan, lebih dari 550 orang telah tewas dalam invasi biadab ini dan lebih dari 2500 lainnya luka berat dan ringan. Tulisan ini tidak bermaksud menambah kepedihan kaum muslim tentang banyaknya tulisan dan minimnya aksi, lebih kepada agar kita memiliki kesadaran politik tentang akar masalah Palestina dan memperjuangkan solusinya.

Akar Masalah Palestina: Runtuhnya Khilafah

Tanah itu bukan milikku, tetapi milik ummatku 
(Khalifah Abdul Hamid II, 1897)

Nasihati Dr. Hertzl supaya jangan meneruskan rencananya.
Aku tidak akan melepaskan walaupun segenggam tanah ini (Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam.
Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka.
Yahudi silakan menyimpan harta mereka.
Jika Daulah Khilafah Utsmaniyah dimusnahkan pada suatu hari, maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya.
Akan tetapi, sementara aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Daulah Islamiyah.
Perpisahan adalah sesuatu yang tidak akan terjadi.
Aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selagi kami masih hidup
(Khalifah Abdul Hamid II, 1902)

Inilah pernyataan Khalifah kaum muslimin sebelum Khilafah Islam dihapuskan oleh laknatullah Musthafa Kamal di Turki tahun 1924. Isi pernyataan ini menggambarkan ketegasan kaum muslimin yang diwakili oleh Khalifahnya dalam memandang wilayah kesatuan kaum muslim.

Khilafah Islamiyyah adalah satu kepemimpinan global bagi kaum muslim diseluruh dunia yang diwajibkan oleh rasulullah Muhammad saw. untuk mengurusi urusan ummat dan melindungi ummat.

Dulu Bani Israil diurus urusannya (tasusu) oleh para Nabi. Setiap kali seorang Nabi meninggal, Nabi yang lain menggantikannya. Sesungguhnya tidak ada Nabi sesudahku dan akan ada para khalifah, yang berjumlah banyak” Para sahabat bertanya “Lalu apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Nabi saw. Bersabda: “Penuhilah baiat yang pertama saja, dan berikanlah kepada mereka yang berhak. Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban mereka atas apa saja yang mereka urus 
(HR. Bukhari)

Khilafah Islamiyyah berawal setelah berakhirnya masa kenabian yang terakhir (Rasul Muhammad saw.), diawali dengan khulafa ar-rasyidin, dilanjutkan dengan khalifah yang lain yang tanpa putus-putusnya memberikan perlindungan kepada ummat. Dalam masa itu, sejak tahun 623 – 1924 M, ummat Islam bersatu dalam satu kepemimpinan di seluruh dunia, pada masa Kekhalifahan Utsmaniyyah, wilayah kaum muslim meliputi lebih dari 1/3 dunia termasuk didalamnya wilayah Palestina.

Pada awal abad ke 20, Kekhilafahan Utsmaniyyah terjebak mengikuti perang dunia pertama yang berakhir pada kekalahan pihak Jerman dan Khilafah, setelah itu wilayah khilafah dipecah menjadi negara-negara yang lebih kecil dan diserahkan kepengurusannya kepada UK dan Prancis selaku sekutu pemenang perang. Dari sinilah petaka kaum muslimin dimulai.

Kaum zionis yahudi yang dimotori oleh keluarga bankir Rothchilds dan pion mereka Theodore Hertzl, memang sejak awal berniat mendirikan negara untuk menampung kaum yahudi yang ditolak di berbagai tempat di dunia, dan tanah palestina yang mereka anggap sebagai tanah terjanji sejak awal telah mereka incar.

Pada tanggal 2 November 1917, pemerintahan Inggris menyetujui pendirian negara israel di tanah palestina lewat deklarasi Balfour. Deklarasi ini sekaligus mengawali pemerintahan militer di tanah Palestina dengan Jendral Allenby yang ditugaskan UK untuk melindungi eksodus penjajah yahudi ke tanah Palestina.

Departemen Luar Negeri 2 November 1917 Lord Rothschild yang terhormat, Saya sangat senang dalam menyampaikan kepada Anda, atas nama Pemerintahan Sri Baginda, pernyataan simpati terhadap aspirasi Zionis Yahudi yang telah diajukan kepada dan disetujui oleh Kabinet. “Pemerintahan Sri Baginda memandang positif pendirian di Palestina tanah air untuk orang Yahudi, dan akan menggunakan usaha keras terbaik mereka untuk memudahkan tercapainya tujuan ini, karena jelas dipahami bahwa tidak ada suatupun yang boleh dilakukan yang dapat merugikan hak-hak penduduk dan keagamaan dari komunitas-komunitas non-Yahudi yang ada di Palest ina, ataupun hak-hak dan status politis yang dimiliki orang Yahudi di negara-negara lainnya .“ Saya sangat berterima kasih jika Anda dapat menyampaikan deklarasi ini untuk diketahui oleh Federasi Zionis. Salam, Arthur James Balfour

Tak lama setelah itu, pada Desember 1922, Liga Bangsa Bangsa (League of Nations) yaitu cikal bakal PBB (United Nations), kemudian memberikan landasan yudisial yang lebih kuat bagi UK dengan memberikan mandat pengaturan wilayah Palestina, setelah itu, eksodus kaum yahudi pun meningkat pesat, sedikitnya 1,3 juta kaum yahudi bermigrasi dari seluruh dunia ke tanah palestina, sejak saat itu, kaum muslimi di palestina diusir dan dibunuh tanpa ada pembelaan dari siapapun.

Puncaknya, pada 29 November 1947, PBB mengumumkan persetujuan berdirinya negara Israel yang diamini oleh AS, dengan wilayah Israel yang meliputi 55% tanah palestina, yang diikuti dengan deklarasi pendirian negara Israel oleh PM pertama David Ben-Gurion, yang segera melakukan pengusiran dan pembunuhan lebih besar lagi kepada kaum muslim di palestina.

Setelah Israel berdiri, negara-negara tetangga Palestina yaitu Mesir, Yordan, Libanon dan Siria mengumumkan perang kepada Israel, perang ini terjadi pada tahun 1948, 1956, 1967 dan 1973. Perang Arab-Israel ini tidak lebih adalah perang rekayasa dan hanya membuat mitos seolah-olah Israel tidak terkalahkan, dan ini juga bukti pengkhianatan pemimpin-pemimpin muslim (Mesir, Yordan dan Libanon) di wilayah tetangga Palestina. Terlebih setelah perang 6 hari di tahun 1967, wilayah israel bahkan bertambah menjadi 70%. Dan setelah itu, hingga hari ini, Israel dengan brutal menginvasi wilayah Palestina hingga menguasai lebih dari 90% wilayah Palestina.

Solusi Total Palestina: Khilafah Islamiyyah dan Jihad!

Pertanyaan yang muncul sekarang adalah, bagaimana solusi total masalah Palestina? Kepada siapakah ummat Islam bisa berharap? Kepada PBB?!, ini mustahil karena justru PBB adalah organisasi yang justru memberikan persetujuan dan pengakuan terhadap Israel. Faktanya, sampai sekarang PBB tidak pernah memberikan sanksi kejahatan perang yang telah dilakukan oleh AS dan Israel.

Kepada AS?!, apalagi, karena merekalah selama ini yang menganak emaskan Israel dan memberikan bantuan baik secara fisik dan pengaruh. Obama dalam pidatonya di AIPAC dengan jelas menyampaikan “Saya berjanji kepada Anda, bahwa saya akan melakukan apapun yang saya bisa dalam kapasitas apapun, untuk tidak hanya menjamin keamanan Israel, tapi juga menjamin bahwa rakyat Israel bisa maju dan makmur dan mewujudkan banyak mimpi yang dibuat 60 tahun lalu”, dia pun menjamin dana 50 juta dolar AS untuk membantu persenjataan Israel. Pendahulu Obama, Bush juga mengatakan dengan nada yang serupa ketika menyalahkan HAMAS dalam invasi Israel ke jalur Gaza.

Kepada organisasi HAM dan Demokrasi?!, inipun bathil, karena HAM dan Demokrasi adalah alat barat yang berstandar ganda, yang hanya berpihak apabila sang empunya yang mendapatkan masalah, dan hanya digunakan untuk menyudutkan kaum muslim. HAM ada ketika iraq dilengserkan untuk kepentingan minyak AS, tetapi HAM hilang ketika ribuan muslim Palestina dibantai. Demokrasi didengungkan dalam pemilihan presiden AS tetapi bisu saat ummat Islam menginginkan dipimpin oleh sistem Islam.

Kepada OKI?!, telah terbukti ternyata OKI hanyalah terdiri dari pengecut-pengecut yang berkumpul karena ada kepentingan selain Islam dan sudah menjadi rahasia umum bahwa mereka hanyalah boneka yang digerakkan AS. Arab Saudi merupakan pembeli senjata perang terbanyak buatan AS, tetapi tidak pernah menggunakannya untuk kepentingan kaum muslim. Mesir mempunyai universitas paling terkenal di dunia Islam, tetapi memfatwakan jihad dan mengirim tentaranya saja tidak mampu, bahkan mereka menutup pintu Rafah yang berhubungan langsung dengan Gaza serta menangkapi aktivis Islam yang membela saudara mereka di Palestina.

Kepada pemerintah Indonesia?!, rupa-rupanya menjaga perdamaian dunia masih menjadi isapan jempol pengantar tidur bagi anak-anak saja, tidak ada faktanya. Bahkan presiden Indonesia dalam salah satu pidatonya menyatakan bahwa “Ini bukan perang agama”, untuk menutupi fakta yang sebenarnya.

Berharap akan berdirinya dan berdamainya Israel dan Palestina?!, ini haram, karena tanah itu milik kaum muslim dan haram hukumnya membiarkan wilayah kita diambil oleh kafir yahudi. Kita tahu bahwa yang Israel inginkan justru pendirian negara Palestina merdeka yang mengambil wilayah diluar wilayah Palestina yang awal dan mengambil wilayah Yordan dan Mesir. Maka pendirian negara Palestina adalah haram karena berarti kita mengakui pendudukan tanah Palestina oleh Israel.

Jika kita melihat semua permasalahan ini, nyatalah, bahwa satu-satunya solusi bagi kaum muslim termasuk saudara kita di palestina adalah :

Kembalinya Kepemimpinan Global bagi Kaum Muslim, Kembalinya Khilafah Islamiyyah!

Khilafah-lah yang akan memimpin dan mengkomandoi 1,5 milyar kaum muslim di seluruh dunia untuk dan berjihad. Yang akan melindungi dan mempertahankan seluruh wilayah dan tanah kaum muslim. Khilafah dan Jihad!, dua kata untuk mengubur Zionis Yahudi. Inilah satu-satunya solusi yang diberikan Allah dan Rasulnya kepada kita

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai (TQS ali-Imran [3]: 103)

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (khalifah) di antara kamu (TQS an-Nisaa [4]: 59)

Perumpamaan kaum mukminin dalam saling cinta dan sayang mereka laksana satu tubuh, jikalau ada satu anggota tubuh yang mengeluh, maka seluruh tubuh ikut merasakan demam dan bergadang (HR Bukhari dan Muslim)

Seorang mukmin bagi mukmin lainnya laksana satu bangunan yang sebagiannya menguatkan sebagian lainnya (HR Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, tidaklah kita mencukupkan pada aksi-aksi saja, kepada pengiriman bantuan saja, dan kepada protes dan pengutukan saja, tetapi lebih daripada itu, setiap ummat Islam mesti memiliki kesadaran politik bahwa satu-satunya solusi mereka adalah tegaknya kembali Khilafah Islam yang telah dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan secara sadar dan sistematis memperjuangkan tegaknya Khilafah itu dengan seluruh kekuatan yang ada pada diri kita

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin nyawa dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar (TQS at-Taubah [9]: 111)



Source http://goo.gl/FOqXYW 

Selasa, 04 November 2014

Bumi dan Langit

Selasa, November 04, 2014 Posted by ./rex , No comments
Allah SWT berfirman
"Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan ..."
(QS. An-Naml : 88)

mengandung isyarat yang jelas bahwa gunung-gunung berjalan dengan begitu cepat seperti awan, tetapi manusia melihatnya tetap di tempatnya.

inilah ilmu yang menetapkan bahwa bumi beserta segala sesuatu yang ada di atasnya, baik makhluk hidup maupun benda mati, berputar dengan kecepatan yang sama.

karena itu, kita menyangka bahwa gunung-gunung diam tidak bergerak, padahal sebenarnya dia berputar bersama dengan bumi.

para ilmuwan telah mencontohkan fenomena ini, yaitu jika ada dua kereta api berjalan dalam waktu, kecepatan dan arah yang sama, jika penumpang dalam salah satu kereta itu melihat kereta lain yang sejajar dengannya, dia akan menyangkanya diam tidak bergerak.

demikian juga gerakan gunung-gunung bersama dengan bumi, Maha Suci Allah yang telah berfirman

"Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan ..."
(QS. An-Naml : 88)

karena itu matahari, bulan dan bumi berjalan dalam orbitnya masing-masing atau falak khusus seperti istilah yang dipakai dalam Al-Qur'an

sisi kemukjizatan di dalam ayat tersebut adalah isyarat tentang perputaran bumi dengan firman-Nya

"... Padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan ..."

inilah yang ditemukan oleh ilmu dan pengetahuan manusia dalam abad ke 17

Al-Qur'an telah menetapkan gerakan perputaran bumi.

penjelasan Al-Qur'an dalam hal itu sangat jelas, ini berasal dari Dzat yang maha bijaksana lagi maha mengetahui tanpa diragukan lagi oleh orang-orang yang berilmu, dengan gaya bahasa yang mengandung kemukjizatan sebagaimana gaya bahasa keseluruhan Al-Qur'an, Allah Berfirman,

"Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan. (Itulah) ciptaan Allah yang menciptakan degnan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Mahateliti apa yang kamu kerjakan."
(QS. An-Naml : 88)

ayat ini mengukuhkan bahwa semua benda yang mengikuti hukum gravitasi bumi, seperti gunung, laut, dan udara yang menyelimuti bumi, beredar bersama-sama dengan bumi (rotasi) dalam waktu satu hari dan beredar mengelilingi matahari (revolusi) dalam waktu satu tahun.

sebagai akibat dari rotasi, separuh wajah bui dalam kondisi gelap, sedangkan separuh yang lain dalam kondisi terang, keadaan ini terus bergantian antar permukaan bumi.

meskipun demikian, perputaran ini tidak dapat diketahui oleh panca indera, seperti gerakan awan di udara.

sungguh wajah bumi akan tampak gelap dan terang.

kalo begitu, kenapa kita tidak menundukkan kepala karena keagungan Al-Qur'an yang lebih dahulu membawa informasi ini sebagai bentuk pengakuan atas mukjizat-Nya???

Penanggalan Siang

ilmu modern telah mengungkap bahwa malam meliputi bumi di semua tempatnya, di bagian bumi yang tengah berada dalam keadaan siang, udara yang meliputi bumi tampak terang serupa penutup tipis seperti kulit, jika berputas, bumi menanggalkan keadaan siang yang tipis yang terbentuk oleh pantulan-pantulan sinar matahari pada lapisan atmosfir bumi dengan perputaran ini, terjadi siang dan malam, Allah SWT berfirman ;

"Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagimereka adalah malam, kami tanggalkan siang dari (malan) itu, maka seketika itu mereka (berada dalam kegelapan)"
(QS. Yasin : 37)

Gravitasi

Allah SWT berfirman,

"Bukankah kami jadikan bumi untuk (tempat) berkumpul (kifatan), bagi yang masih hidup dan yang sudah mati ?"
(QS. Al-Mursalat : 25 - 26)

kata kifatan dalam ayat tersebut diambil dari kata kafata yakfitu kiftan, yang berarti menarik, menggenggam dan mengumpulkan, diantara sifat bumi adalah menarik, mengumpulkan dan menggenggam.

ayat ini mengisyaratkan tentang gravitasi dengan jelas, setiap sesuatu yagn berada di atas permukaan bumi akan tertarik ke arah bumi.

berat suatu benda itu pada hakekatnya adalah gaya gravitasi bumi terhadap benda tersebut.

berat suatu benda adalah ukuran berat yang ada di bumi.

suatu benda dengan berat 100 kg diatas bumi akan menjadi 1/6 nya hika berada di bulan.

manusia yang beratnya 60 kg diatas bumi, menjadi 10 kg jika berada di bulan, berat suatu enda yang berada di atas permikaan bulan adalah gaya gravitasi bulan terhadap benda tersebut. Allah berfirman,

"Bukankah kami jadikan bumi untuk (tempat) berkumpul (kifatan), bagi yang masih hidup dan yang sudah mati ?"
(QS. Al-Mursalat :25 - 26)

bagaimana kehidupan ini jika tida ada gaya gravitasi?
bagaimana air tetap berada diatas permukaan bumi jika bumi tidak menariknya?
bagaimana udara tetap bersama dengan bumi jika bumi tidak menariknya?
jika bumi tidak menariknya, udara akan tetap diam sedangkan bumi bergerak, bergeraknya bumi dan diamnya udara akan memunculkan arus angin yang kecepatannya > 1600 km/jam

kecepatan ini cukup untuk menghancurkan segala sesuatu yang ada di atas permukaan bumi.

apakah yang menjadikan udara tetap bersama bumi? ini adalah gaya gravitasi

apakah yang menjadikan laut tetap melekat dengan bumi karena gaya gravitasi?

sesungguhnya tidak adanya berat adalah sesuatu yang mustahil. Allah berfirman,

"Bukankah Dia (Allah) yang telah menjadikan bumi sebagai temapt berdiam ..."
(QS. An-Naml : 61)

Allah menjadikan bumi berputar secara konstan dan menjadikan segala sesuatu tetap berada di atasnya dan tertarik olehnya.

berat-ringannya benda tidak lain hanyalah disebabkan oleh gravitasi, kehidupan tidakada gaya gravitasi yang menyebabkan benda memiliki berat,

sebagaimana orang menyangka bahwa bumi pada akhirnya menarik manusiake arahnya untuk menguburnya, Allah SWT berfirman,

"Bukankah kami jadikan bumi untuk (tempat) berkumpul (kifatan), bagi yang masih hidup dan yang sudah mati ?"
(QS. Al-Mursalat :25 - 26)

sesungguhnya manusia hidup terkait degnan bumi dan tertarik ke arahnya,
inilah pertimbangannya apakah artinya seseorang yang memiliki berat 80 kg?
artinya daya ketertarikannya kepada bumi seimbang degnan angka ini, Allah berfirman,

"Bukankah kami jadikan bumi untuk (tempat) berkumpul (kifatan), bagi yang masih hidup dan yang sudah mati ?"
(QS. Al-Mursalat :25 - 26)

Getaran-getaran/Gerakan Tanah

sheikh az-zandani mengatakan bahwa dalam sebuah konfrensi internasional di islamabad, salah seoarang ahli botani mengatakan bahwa ada ayat Al-Qur'an yang membawa hakikat-hakikat yang baru kita ketahui sekarang.

dia mengatakan bahwa pada tahun 1827, seorang ahli botani dari skotlandia bernama Robert Brown (21 Deseber 1773 - 10 Juni 1858) menemukan bahwa jika turun ketanah, air hujan menimbulkan getaran-getaran maksudnya butiran-butiran kecil tanah bergetas, ukuran terbesar dari butiran-butiran ini adalah 0,002 mm

butiran-butiran ini membentuk lapisan-lapisan dari bermacam-macam logam, lapisan-lapisan ini tersusun rapi.

jika air ujan menyusup di sela-selanya, bermacam-macam arus listrik terbentuk diantara butiran-butiran ini disebabkan oleh logam-logam tersebut.

disini terjadilah ionisasi (pengubahan ion atau molekul menjadi ion dengan menghilangkan atau menambahkan elektron), ion adalah partikel (atom atau molekul) yang bermuatan listrk, yang dihasilkan atau terbentuk dengan penghilangan atau penambahan elektron.

jika jumlah listrik dalam atom berkurang, ia menjadi ion positif, sedangkan jika bertambah ia menjadi ion negatif (pelajaran kimia waktu SMA)

ionisasi ini membuat butiran-butiran tersebut bergetar, maksudnya air dari berbagai arah di antara butiran-butiran ini menimbulkan getaran-getaran padanya, getaran ini mempunyai faedah besar karena lapisan tersebut saling bertumpuk secara rapi.

getaran ini mempunyai faedah besar karena lapisan-lapisan tersebut saling bertumpuk secara rapi, getaran menimbulkan celah bagi air untuk masuk diantara lapisan-lapisan ini.

jika air itu masuk diantara lapisan-lapisan, butiran-butiran ini tumbuh dan berkembang (rabat).

rabat berasal dari akar kata ar-riba' wa ar-rabw yang berartibertambah meski demikian ada pertambahan/kelebihan (riba) halal dan ada kelebihan haram.

riba (bertambah) yang terdapat dalam tanah ini adalah halal, butiran-butiran tersebut bertambah atau berkembang karena masuknya air diantara lapisan-lapisan ini,

jika dipenuhi air lapisan-lapisan ini menjadi penyimpanan air seolah-olah di dalam tanah itu ada kantong-kantong penyimpanan air yang terbuat dari logam, tumbuhan mengambil air selama dua atau tiga bulan.

dari mana tumbuhan mengambil air tentulah dari penyimpanan ini jika tidak ada penyimpanan ini, air akan terus kebawah di dalam tanah dan matilah tumbuhan-tumbuhan dalam waktu seminggu, penyimpanan-penyimpanan tersebut memberikan air

jika air hujan turun bergetarlah tanah.

siapakah yang menemukan ini?

yang menemukannya adalah seorang ahli botani yang bernama Robert Brown pada tahun 1827 getaran-getaran ini dinamakan "Getaran/Gerakan Brown (Brownian Motion)".

sebenarnya getaran semacam ini sudah ada sebelum Brown dilahirkan, para penulis sejarah ilmu hendaklah tidak mengatakan bahwa yang pertama menyebutkan hal ini adalah Brown,

jika mereka ingin adil, hendaklah mengatakan bahwa yang pertaa menyebutkannya adalah Al-Qur'an, Allah SWT berfirman,

"... Dan kamu lihat, bumi ini kering kemudian apabila telah kami turunkan air (hujan) diatasnya, bergetarlah (hiduplah) bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah"
(QS. Al-Hajj : 5)

siapakah yang memberitahu Nabi Muhammad SAW tentang informasi yang detail ini?
siapa yang memberitahu beliau rahasia-rahasia laut, apa yang ada di dalam tanah, lapisan-lapisan ruang angkasa, rahasia-rahasia langit dan rahasia-rahasia permulaan penciptaan?

siapakah yang memberi tahu semua itu kepada beliau?
bukankah Al-Qur'an ini adalah mukjiat yang paling besar?

jika melihat tongkat Nabi Musa berubah menjadi ular yang berjalan, Anda anya melihat satu ayat (tanda kebesaran Allah) dan itu pun hanya terjadi di masa Nabi Musa hidup. Adapun Al-Qur'an, semuanya adalah tanda kebesarannya
setiap ayatdisana menunjukkan sumber dan ilmu tuhan. Allah berfirman,

"katakanlah (muhammad), siapakah yang lebih kuat kesaksiannya? katakanlah,'Allah, dia menjadi saksi antara aku dan kamu, Al-Qur'an ini diwahyukan kepada ku agar degnan itu aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang sampai (Al-Qur'an kepadanya ...)"
(QS. Al-An'am : 19)

Kesimpulan

ketika bercampur dengan air, butiran-butiran tanah akan bergetar dan bergerak tanpa batas ke arah tertentu.
inilah makna tanah bergetar (ihtazzat).
proses pengendapan air di antara lapisan-lapisan ini menambahkan kekokohan dan ukuran butiran

inilah makna bertambah (rabat) setelah itu, tumbuhlah tumbuhan diatas permukaan tanah yang dari waktu ke waktu terus membesar dan akhirnya memberikan rezeki kepada manusia

semua tanda kebesaran Allah ini sesuai dengan pengaturan yang tersusun rapi dan dalam waktu yang tepat, semua ini terjadi karena merupakan ciptaan Allah SWT yang telah menciptakan segala sesuatu dengan tepat dan kokoh, Allah SWT berfirman,

"maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi setelah mati (kering). Sungguh, itu berarti Dia pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah mati. Dan dia maha kuasa atas segala sesuatu".
(QS. Ar-Rum : 50)



Source Ensiklopedia Al-Qur'an & Sunah

Senin, 27 Oktober 2014

Seputar Ari Ari dalam Islam

Senin, Oktober 27, 2014 Posted by ./rex No comments
Hukum Mengubur Ari-Ari Bayi

Ari-ari atau plasenta secara medis berfungsi sebagai penyedia makanan dan saluran lainnya, yang menghubungkan antara janin dengan ibunya. Selama berbulan-bulan, placenta ini sangat berguna bagi bayi di dalam rahim sang ibu. Namun begitu bayi lahir, maka perannya usai sudah.Namun dalam masyarakat tertentu, ada semacam kepercayaan tertentu bahwa di balik fungsi medis, ada hubungan ‘ghaib’ tertentu antara bayi dengan plasentanya. Karena itu, sebagian masyarakat yang mewarisi tradisi kuno ini masih terlihat melakukan berbagai macam ritual yang tidak ada kaitannya dengan agama.

Salah satunya adalah mengubur plasenta di dekat rumah, bahkan harus diberi pelita (lampu). Dan bersamanya juga dikuburkan benda-benda tertentu, yang dipercaya akan berpengaruh atas nasib dan kehidupan si bayi bila kelak dewasa.

Lucunya, terkadangsebagian orang melakukan ritual itu begitu saja, tanpa pernah tahu hubungan sebab akibatnya. Dan semakin lucu lagi, karena yang melakukannya seringkali justru orang yang berpendidikan tinggi dan sarjana. Seharusnya mereka lebih mengedepankan hal-hal yang ilmiyah ketimbang sesuatu yang irrasional.

Bagaimana dengan Pandangan Syariah Islam?

Tentu saja tidak ada satu pun dalil, baik berupa potongan ayat Al-Quran atau hadits nabawi, tentang masalah menanam ari-ari. Bahkan hadits yang paling dhaif atau bahkan hadits palsu sekalipun, sama sekali tidak pernah memuat masalah ini.

Jadi ritual ini betul-betul produk lokal, jauh dari bau-bau Islam dan syariatnya. Tak satu ayat Quran menyebutkannya, tidak satu pun hadits nabi menyinggungnya dan tidak ada dalam syariat Islam tentang aturan mainnya.

Sementara, dari sisi aqidah yang bersih, kepercayaan bahwa ada hubungan ghaib antara plasenta dengan nasib seseorang, jelas telah melanggar wilayah syirik. Sehingga ritual tertentu yang dilakukan terhadap plasenta ini, sangat mengganggu hubungan kita sebagai muslim dengan Allah Azza wa Jalla.

Seolah nasib seseorang ditentukan oleh plasentanya, bukan oleh tugas pendidikan dari kedua orang tuanya dan lingkungannya. Padahal tegas sekali disebutkan bahwa nasih seseorang bukan ditentukan oleh perlakuan terhadap plasenta, namun tergantung dari upaya (ikhtiar) seseorang serta doa-doa yang dipanjatkan.

Khusus masalah doa yang dipanjatkan, Allah Azza wa Jalla telah menetapkan teknis dan tata caranya. Bila menggunakan teknis dan tata cara yang tidak sesuai dengan apa yang dimaui oleh Allah Azza wa Jalla, doa itu bukan saja tertolak, tetapi malah akan menimbulkan bencana. Misalnya ritual perlakuan terhadap plasenta yang cenderung syirik itu, bukan nasih baik yang akan diterima oleh bayi dan keluarga itu, malah boleh jadi sebaliknya.

Namun kita juga harus menerima kenyataan bahwa ritual dan kepercayaan kuno itu masih banyak melekat di tengah masyarakat. Bahkan, tidak jarang yang jadi pelakunya adalah orang terdidik. Mungkin di kepalanya ada ragu dan setengah tidak percaya, tetapi tetap dilakukannya juga, dengan alasan untuk menjaga tradisi nenek moyang.

Maka semua itu harus diklarifikasi ulang, tradisi nenek moyang yang bagaimana yang harus kita lestarikan? Sebab tidak semua tradisi itu baik. Bukankah di zaman nenek moyang dulu, juga ada tradisi minum khamar, zina, judi dan seterusnya? Bukan kah dahulu nenek moyang kita menyembah dewa dan berhala?

Apakah hari ini akan tetap kita lestarikan budaya-budaya yang negatif dari nenek moyang itu? Tentu tidak, bukan?

Tugas kita sekarang ini adalah berupaya mengikis dan mengurangi secara sistematis, tradisi yang sekiranya bertentang dengan nilai-nilai kemanusiaan serta nilai-nilai keIslaman. Namun bila tradisi itu sesuai dengan Islam, barulah kita lestarikan.

Memendam Plasenta untuk Kebersihan Lingkungan

Kalau sekedar mengubur (memendam) palsenta di dalam tanah, tanpa niat apapun kecuali untuk kebersihan dan kesehatan lingkungan, tentu boleh dan baik. Sebab plasenta itu akan segera membusuk bila tidak dipendam.

Jalan terbaik memang dipendam saja, agar tidak merusak lingkungan. Namun tanpa diiringi ritual apa pun yang bisa merusak hubungan mesra kita kepada Allah SWT. Pendam saja dan selesai.

Wallahu a’lam bishshawab

****************************************************************************


Cara Menguburkan Tembuni (Ari-Ari) secara Syar’i

Tidak ada aturan dalam syariah Islam tentang menguburkan ari-ari. Sedangkan kepercayaan bahwa ari-ari harus diperlakukan dengan cara tertentu, karena berpengaruh kepada bayi, hanyalah kepercayaan kosong yang tidak ada dasarnya dalam syariah.

Kala kepercayaan ini diteruskan, pelakunya bisa terjerumus ke dalam lembah syirik. Resikonya tentu sangat besar, karena orang yang mati dalam keadaaan syirik, dosa-dsoa yang dibawa mati tidak akan diampuni.

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.(QS. An-Nisa’: 48)

Karena itu jangan sampai iman kita gugur hanya karena kepercayaan salah tentang ari-ari. Cukup dibuang atau dikubur dengan niat agar kalau membusuk, tidak membahayakan manusia. Sama halnya dengan mengubur bangkai, perlu dikubur bukan karena takut bangkai itu menjelma menjadi syetan, tetapi agar tidak terjadi pencemaran.

Cara yang paling aman dan mudah adalah dengan menguburnya di dalam tanah. Demikian juga ar-ari, boleh hukumnya untuk dikuburkan di dalam tanah.

Tapi haram hukumnya kalau diikuti dengan beragam keercayaan terhadap mitos-mitos tertentu tentang ari-ari.

Sumber: rumahfiqih.com


Hukum Menguburkan Ari-Ari Bayi

Bagi masyarakat Nusantara, Islam tidak lagi dipandang sebagai ajaran asing yang harus dipahami sebagaimana mula asalnya. Islam telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan keseharian, mulai dari cara berpikir, bertindak dan juga bereaksi. Sehingga Islam di Nusantara ini memiliki karakternya tersendiri. Sebuah karakteristik yang kokoh dengan akar tradisi yang mendalam. Yang dibangun secara perlahan bersamaan dengan niat memperkenalkan Islam kepada masyarakat Nusantara oleh para pendakwah Islam di zamannya.

Diantara tradisi yang hingga kini masih berlaku dalam masyarakat Islam Nusantara, khususnya di tanah Jawa adalah menanam/menguburkan ari-ari setelah seorang bayi dilahirkan dengan taburan bunga di atasnya. Atau dengan menyalakan lilin di malam hari.

 Apakah Islam pernah mengajarkan hal yang demikian?

Menanam ari-ari (masyimah) itu hukumnya sunnah.
Adapun menyalakan lilin dan menaburkan bunga-bunga di atasnya itu hukumnya haram karena dianggap sebagai tindakan membuang-buang harta (tabdzir) yang tak ada manfaatnya.
Mengenai anjuran penguburan ari-ari, Syamsudin Ar-Ramli dalam kitab Nihayatu al-Muhtaj menerangkan :

وَيُسَنُّ دَفْنُ مَا انْفَصَلَ مِنْ حَيٍّ لَمْ يَمُتْ حَالاًّ أَوْ مِمَّنْ شَكَّ فِي مَوْتِهِ كَيَدِ سَارِقٍ وَظُفْرٍ وَشَعْرٍ وَعَلَقَةٍ ، وَدَمِ نَحْوِ فَصْدٍ إكْرَامًا لِصَاحِبِهَا.
“Dan disunnahkan mengubur anggota badan yang terpisah dari orang yang masih hidup dan tidak akan segera mati, atau dari orang yang masih diragukan kematiannya, seperti tangan pencuri, kuku, rambut, ‘alaqah (gumpalan darah), dan darah akibat goresan, demi menghormati orangnya”.

Sedangakan pelarangan bertindak boros (tabdzir) Imam al-Bajuri dalam kitab Hasyiyatul Bajuri berkata :
)المُبَذِّرُ لِمَالِهِ) أَيْ بِصَرْفِهِ فِيْ غَيْرِ مَصَارِفِهِ (قَوْلُهُ فِيْ غَيْرِ مَصَارِفِهِ) وَهُوَ كُلُّ مَا لاَ يَعُوْدُ نَفْعُهُ إِلَيْهِ لاَ عَاجِلاً وَلاَ آجِلاً فَيَشْمَلُ الوُجُوْهَ المُحَرَّمَةَ وَالمَكْرُوْهَةَ.
“(Orang yang berbuat tabdzir kepada hartanya) ialah yang menggunakannya di luar kewajarannya. (Yang dimaksud: di luar kewajarannya) ialah segala sesuatu yang tidak berguna baginya, baik sekarang (di dunia) maupun kelak (di akhirat), meliputi segala hal yang haram dan yang makruh”.
Namun, seringkali penyalaan lilin ataupun alat penerang lainnya di sekitar kuburan ari-ari dilakukan dengan tujuan menghindarkannya dari serbuan binatang malam (seperti tikus dll). Maka jika demikian hukumnya boleh saja.

Sumber : nu.or.id


Memperlakukan Ari-ari atau Tembuni

Ari-ari atau tembuni adalah gumpalan daging yang berisi darah, cairan, atau bagian lain yang ikut dikeluarkan bersama bayi pada saat dilahirkan. Tidak banyak buku—untuk tidak mengatakan tidak ada—yang membahas khusus mengenai bagaimana memperlakukan ari-ari atau tembuni ini setelah bayi dilahirkan.

Lalu, sebagai orang Islam, sudah barang tentu kita bertanya tentang bagaimanakah cara kita memperlakukan ari-ari. Persoalan ini memang perlu dijawab karena sering muncul pertanyaan di masyarakat, terutama dari kalangan keluarga muda. Pertanyaan ini juga menjadi penting karena kebiasaan yang terjadi di masyarakat, terutama orang Jawa, sangat istimewa atau terhormat dalam memperlakukan ari-ari ini, sehingga mempunyai aturan dan tata cara yang detail dalam memperlakukannya.
Mengapa orang Jawa mempunyai rasa hormat sehingga tidak sembarangan dalam memperlakukan ari-ari? Karena dalam keyakinan orang Jawa, ari-ari adalah bagian dari sedulur (saudara) dari bayi. Sudah barang tentu, sebagai sedulur atau saudara, ari-ari ini dianggap mempunyai ruh yang diyakini mempunyai hubungan yang dekat dengan bayi. Itulah mengapa ari-ari atau tembuni yang merupakan bagian dari saudara sang bayi harus dikubur secara layak.

Setelah bayi dilahirkan dan tali pusar dipotong, biasanya ari-ari dibersihkan dengan cara dicuci memakai air. Setelah bersih, ari-ari dimasukkan ke dalam sebuah wadah yang terbuat dari gerabah. Ada pula yang tidak langsung memasukkan ke dalam wadah tersebut, tetapi membungkusnya dahulu dengan kain putih yang bersih. Setelah dimasukkan wadah dan ditutup, ari-ari tersebut baru kemudian dikubur atau ditanam di dalam tanah.

Cara menguburnya pun bisa dibilang unik, akan dikubur di sebelah mana, tergantung dari jenis kelamin sang bayi. Ada pula yang membarengi penguburan ari-ari itu dengan menaruh barang-barang tertentu di dalam wadah. Barang atau benda tertentu itu, misalnya, pena agar kelak sang anak menjadi terpelajar, cermin agar kelak pandai berdandan, jarum agar kelak sang anak pandai menjahit, dan lain sebagainya. Setelah dikubur, di atas gundukan tanahnya ada yang menaburkan bunga, kemudian diberi lampu atau alat penerang agar sedulur¬-nya tidak kegelapan; atau ada yang merasionalisasi tentang penerang ini, menurut mereka, agar kubur atau timbunan ari-ari tidak dibongkar oleh anjing atau hewan pemakan daging lainnya.

Bagaimana Pandangan Islam?

Sebelum membahas persoalan ini lebib lanjut, satu hal yang perlu ditegaskan, tulisan dalam risalah sederhana ini tidak dimaksudkan untuk menghukumi bahwa perilaku dalam adat tertentu itu syirik atau tidak. Sebab, persoalan syirik atau tidak itu letaknya di dalam hati; apakah seseorang menyekutukan Allah Swt. atau tidak; apakah seseorang mempunyai keyakinan bahwa ada kekuatan lain selain Allah atau tidak; apakah seseorang mempunyai ketakutan kalau tidak melakukan sesuatu akan berakibat buruk bagi nasibnya atau tidak, padahal perbuatan itu sama sekali tidak Allah perintahkan, dan sebagainya.

Namun, apabila di dalam hati seseorang sudah tumbuh kepercayaan yang kalau mau jujur diakui pada ujungnya adalah menyekutukan Allah Swt., sudah barang tentu sikap semacam ini sama sekali tidak dapat dibenarkan. Di sinilah sesungguhnya pentingnya menjaga hati agar senantiasa dalam tauhid. Bahwa Allah Swt. adalah Dzat Yang Maha Esa. Hanya Dia-lah Yang Mengatur alam semesta ini; termasuk nasib dan takdir dari setiap manusia.

Demikian pula dalam masalah ari-ari. Sayangnya untuk masalah ini tidak dijumpai hadis Nabi Saw. yang dapat dijadikan rujukan. Namun, para ulama memandang bahwa ari-ari atau tembuni memang berguna ketika bayi dalam kandungan. Tetapi, setelah keluar bersama bayi pada saat dilahirkan, maka ari-ari adalah barang yang tidak berguna lagi.

Tidak ditemukan pula satu dalil pun yang mengatakan bahwa ari-ari itu mempunyai ruh; apalagi yang mengatakan bahwa ruh itu bisa berhubungan erat dengan sang bayi. Misalnya, kalau di timbunan ari-ari itu tidak diberi bunga, maka ruh dari sedulur bayi itu akan mengganggu sehingga sang bayi akan terus-menerus menangis. Juga tidak ditemukan satu dalil pun yang mengatakan bahwa ruh dari sedulur itu kelak bisa ditemui oleh sang anak bila sudah dewasa, melalui ritual tertentu, sehingga bisa memberikan pertolongan.

Memang, ada beberapa orang yang mengaku pernah dan atau bisa bertemu dengan sedulur-nya itu. Menurut penelusuran penulis, juga berdasarkan pendapat beberapa ulama, yang menemui itu adalah perwujudan dari jin, yang beberapa pendapat menyebutnya sebagai qarin. Sungguh, dalam hal ini kita perlu berhati-hati agar tidak terperosok ke dalam sebuah keyakinan yang pada ujungnya ternyata menyekutukan Allah Swt.

Kembali kepada masalah ari-ari atau tembuni, berkaitan dengan para ulama yang mengatakan bahwa ari-ari tersebut sudah tidak berguna lagi setelah bayi lahir, juga tidak ada satu pun dalil yang mengatakan bahwa ari-ari tersebut mempunyai ruh, maka para ulama mengajarkan agar ari-ari itu hendaknya dikubur atau ditanam begitu saja.

Dalam hal ini, H. Munawir Abdul Fattah, dalam sebuah bukunya yang berjudul Tradisi Orang-Orang NU, mengutip kitab Nihâyat al-Muhtâj, yang menjelaskan bahwa disunnahkan mengubur sesuatu (anggota badan) yang terpisah dari seorang yang masih hidup atau yang diragukan kematiannya, seperti tangan pencuri, kuku, rambut, dan darah akibat goresan, demi menghormati pemiliknya.

Dengan demikian, jelas sudah tentang bagaimana cara kita dalam memperlakukan ari-ari, yakni dikubur atau ditanam begitu saja tanpa perlu diberi sesuatu atau uba rampe tertentu. Mengubur atau menanam ari-ari adalah suatu kebaikan karena ia pernah menjadi bagian dari sang bayi ketika masih dalam kandungan. Menanam ini juga dikiyaskan dengan rambut atau kuku setelah dipotong sebaiknya ditanam sebagaimana diriwayatkan oleh beberapa sahabat. Jadi, justru tidak dibenarkan apabila dibuang begitu saja. Selain itu, perbuatan main buang saja yang seperti itu tentu bukan mencerminkan perilaku orang beriman yang menganggap penting masalah kebersihan.

Dikarenakan penguburan ini berangkat dari sebuah kenyataan bahwa ari-ari itu memang pernah menjadi bagian dari sang bayi ketika masih di dalam kandungan, tidak masalah jika sebelum dikubur dibersihkan terlebih dahulu; tidak masalah juga jika dimasukkan dalam sebuah wadah tertentu kemudian ditutup agar tidak berbau, baru kemudian ditanam. Asalkan, ini yang paling penting, jangan pernah punya keyakinan kalau tidak begini maka akan begitu; kalau tidak begitu maka nasib sang bayi akan begini. Sebab, hanya Allah Swt. Yang Mahakuasa dan Mempunyai Kekuatan. Hanya kepada-Nya kita menyembah dan memohon pertolongan.

Demikian tulisan singkat mengenai ari-ari ini semoga bermanfaat bagi kita bersama.

Salam keluarga bahagia,
Akhmad Muhaimin Azzet

semuga ada manfaat insyaAlloh



Rabu, 15 Oktober 2014

Agama Jadi Bahan Lawakan di Stand Up Comedy

Rabu, Oktober 15, 2014 Posted by ./rex No comments
Kita tahu bahwasanya stand up comedy adalah ajang untuk menunjukkan siapakah yang paling lucu dan yang paling jago dalam membuat perut penonton mules. Namun bermunculan belakangan ini lawakan yang berbau SARA karena melecehkan ajaran-ajaran Islam. Bahkan yang melecehkan menamakan dirinya Ustadz. Dalam lawakannya gerakan shalat dilecehkan. Ia juga menyebutkan salah satu surat dalam Al Qur’an yaitu surat Al Ikhlas -yang disebut tsulutsul Qur’an (mengandung sepertiga Al Qur’an)-, dilecehkan dengan menyatakan bahwa surat tersebut dapat mengusir kucing. Setiap yang mendengarnya tertawa cekikikan.

Namun sangat disayangkan kenapa popularitas dicari dengan cara melecehkan ayat-ayat Allah padahal si pelawak berpecis dan berpakaian muslim?

(video tambahan ilustrasi)

Bahaya Melecehkan Al Qur’an

Yang kami sayangkan dari perilaku ustadz gadungan ini adalah melecehkan ayat Al Qur’an, beda halnya jika guyonannya tidak bawa-bawa agama. Padahal mempermainkan ayat Allah supaya buat orang lain tertawa dapat terkena ayat berikut.
Allah Ta’ala berfirman,

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah: 65-66)

Coba perhatikan kisah berikut:

Diriwayatkan dari Ibnu Umar, Muhammad bin Ka’ab, Zaid bin Aslam dan Qotadah, hadits dengan rangkuman sebagai berikut. Disebutkan bahwa pada suatu perjalanan perang (yaitu perang Tabuk), ada orang di dalam rombongan tersebut yang berkata, “Kami tidak pernah melihat seperti para ahli baca Al-Qur’an ini (yang dimaksudkan adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya), kecuali sebagai orang yang paling buncit perutnya, yang paling dusta ucapannya dan yang paling pengecut tatkala bertemu dengan musuh.”

(Mendengar hal ini), ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata kepada orang tersebut, “Engkau dusta, kamu ini munafik. Aku akan melaporkan ucapanmu ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Maka ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu pun pergi menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun sebelum ‘Auf sampai, wahyu telah turun kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam (tentang peristiwa itu). Kemudian orang yang bersenda gurau dengan menjadikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai bahan candaan itu mendatangi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang saat itu sudah berada di atas untanya. Orang tadi berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami tadi hanyalah bersenda gurau, kami lakukan itu hanyalah untuk menghilangkan kepenatan dalam perjalanan sebagaimana hal ini dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam perjalanan!”

Ibnu Umar (salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berada di dalam rombongan) bercerita, “Sepertinya aku melihat ia berpegangan pada tali pelana unta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan kakinya tersandung-sandung batu sembari mengatakan, “Kami tadi hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.”

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya (dengan membacakan firman Allah),

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah: 65-66).

Beliau mengucapkan itu tanpa menoleh orang tersebut dan beliau juga tidak bersabda lebih dari itu.” (HR. Ibnu Jarir Ath Thobariy dan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Umar dan Syaikh Muqbil dalam Ash-Shohihul Musnad min Asbabin Nuzul mengatakan bahwa sanad Ibnu Abi Hatim hasan)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Dinukil dari Imam Syafi’iy bahwa beliau ditanyakan mengenai orang yang bersenda gurau dengan ayat-ayat Allah T’ala. Beliau mengatakan bahwa orang tersebut kafir dan beliau berdalil dengan firman Allah Ta’ala,

“Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah 9: 65-66)” -Demikianlah dinukil dari Ash Shorim Al Maslul ‘ala Syatimir Rosul-

Ayat di atas menunjukkan bahwa mengolok-olok Allah, Rasulullah dan ayat-ayat Allah adalah suatu bentuk kekafiran. Dan barang siapa mengolok-olok salah satu dari ketiga hal ini, maka dia juga telah mengolok-olok yang lainnya (semuanya). (Lihat Kitab At Tauhid, Dr. Sholih bin Fauzan bin Abdillah Al Fauzan, hal. 59)

Bahaya Membuat Lawakan

“Celakalah orang yang berbicara kemudian dia berdusta agar suatu kaum tertawa karenanya. Kecelakaan untuknya. Kecelakaan untuknya.”  (HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 2315. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan). Lihatlah orang yang membuat cadaan, lawakan dikatakan celaka. Ini adalah ancaman baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi para pelawak yang hanya ingin membuat penonton tertawa.

Bayangkan lagi jika yang jadi bahan lawakan adalah surat dalam Al Qur’an, apalagi surat yang mulia seperti surat Al Ikhlas. Bagaimana jadinya?

Kadang candaan dan lelucon yang dibuat dengan mengambil lalu menyembunyikan barang orang lain. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidak boleh seorang dari kalian mengambil barang saudaranya, baik bercanda maupun serius.” (HR. Abu Daud no. 5003 dan Tirmidzi no. 2160. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).

Orang yang mengambil hendaklah mengembalikannya,

“Siapa yang mengambil tongkat saudaranya, hendaklah mengembalikannya” (HR. Abu Daud no. 5003)

Membuat orang lain takut walau maksudnya bercanda termasuk dosa.

Pernah di antara sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan bersama beliau, lalu ada seseorang di antara mereka yang tertidur dan sebagian mereka menuju tali yang dimiliki orang tersebut dan mengambilnya. Lalu ia pun khawatir (takut). Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim yang lain.”  (HR. Abu Daud no. 5004 dan Ahmad 5: 362. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Kita sering dahulu melihat ada yang melakukan seperti itu. Ada yang sengaja menyembunyikan sendal temannya di masjid . Ketika ia keluar, ia pun kebingungan. Nah, ketika sudah pada puncak kebingungan setelah sejam mencari, barulah barang miliknya dikembalikan. Hal ini tidaklah dibolehkan. Sampai-sampai Imam Abu Daud (Sulaiman bin Al Asy’ats As Sajistaniy) membuat bab tersendiri dalam kitab sunannya dengan membawakan hadits-hadits yang penulis sebutkan di atas. Beliau membuat judul bab, “Siapa yang mengambil barang orang lain dalam rangka bercanda.”

Semoga Allah memberi taufik pada kita untuk menghindarkan diri dari yang haram.



Source http://goo.gl/tttSRO

Kenapa Tidak Kritis pada Dalil?

Rabu, Oktober 15, 2014 Posted by ./rex No comments
Ketika ada yang mau berpegang teguh dengan ajaran Rasul, mau memahami dalil secara tekstual, ingin menerapkan halal dan haram sebagaimana yang Allah dan Rasul-Nya tunjukkan, maka ketika itu disebut tidak kritis dan pikirannya tidak jauh ke depan.

Itulah yang biasa disematkan oleh kaum liberal pada orang yang berpegang teguh dengan ajaran Islam.
Allah Ta’ala berfirman,

“Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaum Nuh: “Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta.” (QS. Hud: 27).

Yang dimaksud orang-orang yang hina yaitu dhu’afa’. Maksudnya adalah orang-orang yang pemahamannya kurang. Jadi, pengikut Rasul digelari orang yang tidak cerdas, tidak kritis, dan tidak punya pandangan yang jauh ke depan.

Guru kami, Syaikh Sholeh bin Fauzan bin ‘Abdullah Al Fauzan -semoga Allah berkahi umur beliau- berkata, “Itulah yang dibanggakan oleh kebanyakan orang fasik dan musuh Islam, mereka mengejek setiap muslim yang ingin berpegang teguh dengan ajaran Islam dan juga mengejek ulamanya sebagai orang yang bodoh dan tidak memiliki pandangan jauh ke depan. Mereka merendahkan orang Islam dengan pandangan semacam ini. Padahal para ulama memandang suatu masalah dengan pandangan tajam. Para ulama menghukumi suatu masalah dengan akan dan pengetahui dengan taufik dari Allah. Perintah dan larangan yang mereka keluarkan adalah dari Allah.”

Gelaran lainnya yang disematkan pada ulama adalah, “Para ulama itu hanya menguasai haidh dan nifas, ulama hanya paham istinja’ (cebok) dengan batu, atau hanya mengilmui hal parsial dan tidak mengetahui fikih praktis.” (Syarh Masail Jahiliyyah, hal. 54).

Hanya Allah yang memberi taufik.



Source http://goo.gl/1Ykv3b

Mengajak Orang Lain untuk Baik Namun Lupa Akan Diri Sendiri

Rabu, Oktober 15, 2014 Posted by ./rex No comments
Inilah sifat orang Yahudi, mereka mengajak oranga lain berbuat kebaikan. Namun sayangnya, mereka melupakan diri mereka sendiri. Mereka enggan mengamalkan apa yang mereka ucap. Padahal mereka paham isi Taurat mereka. Seorang muslim tentu tidak boleh mengikuti sikap jelek orang Yahudi tersebut. Hendaklah setiap yang berdakwah, segera mengamalkan apa yang ia dakwahkan.
Allah Ta’ala berfirman,

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al Baqarah: 44).

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menerangkan bahwa mereka -orang Yahudi- mengajak orang lain untuk beriman dan berbuat baik, namun sayangnya mereka melupakan diri mereka sendiri. Mereka sendiri meninggalkan apa yang mereka perintahkan. Padahal mereka membaca Al Kitab (Taurat). Apakah mereka tidak berpikir?

Syaikh As Sa’di juga memberikan pelajaran berharga bahwa akal itu disebut akal karena akal dapat mengerti manakah kebaikan yang membawa manfaat dan manakah sesuatu yang membawa kejelekan (dampak bahaya). Sehingga akal akan memerintahkan seseorang untuk menjadi orang pertama dalam melakukan perintah dan menjadi orang pertama pula dalam meninggalkan larangan.

Jika ada yang mengajak orang lain dalam kebaikan, namun ia sendiri tidak mengerjakannya atau melarang orang lain dari keburukan, namun ia sendiri tidak meninggalkannya, itu menunjukkan bahwa ia tidak memiliki akal dan tanda dirinya itu bodoh. Terkhusus jika ia tahu akan kebaikan dan keburukan tersebut, lalu sudah ditegakkan hujjah (argumen) atas dirinya.

Walaupun ayat ini ditujukan pada Bani Israil, namun sebenarnya isi kandungannya berlaku untuk setiap orang. Karena Allah Ta’ala berfirman,

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash Shaff: 2-3).

Ayat di atas tidaklah menunjukkan bahwa jika seseorang tidak mengamalkan yang ia ilmui berarti ia meninggalkan amar maruf nahi munkar secara total. Namun ayat tersebut cuma menunjukkan ketercelaan karena seseorang meninggalkan dua kewajiban. Karena perlu dipahami bahwa manusia memiliki dua kewajiban yaitu memerintahkan (mendakwahi) orang lain dan mengajak pula diri sendiri. Jika seseorang meninggalkan salah satunya, jangan sampai ia meninggalkan yang lainnya. Yang sempurna memang seseorang melakukan kedua-duanya. Jika kedua-duanya ditinggalkan berarti itu kekurangan yang sempurna. Jika hanya menjalankan salah satunya, berarti tidak mencapai derajat pertama (derajat kesempurnaan), namun tidak tercela seperti yang terakhir (derajat ketidaksempurnaan).

Perlu diketahui pula bahwa sifat jiwa tidaklah patuh pada orang yang berkata namun tindakan nyatanya itu berbeda. Manusia akan lebih senang mengikuti orang yang mempraktekkan langsung dibanding dengan orang yang cuma sekedar berucap.

Demikian, penjelasan di atas adalah kutipan dari penjelasan Syaikh As Sa’di dalam Taisir Al Karimir Rahman, hal. 51.

Semoga bermanfaat. Moga Allah memberikan petunjuk dalam ilmu dan amal.



Source http://goo.gl/Ydkgcx

Memilih Pemimpin Muslim ataukah Non Muslim yang Bersih dan Adil?

Rabu, Oktober 15, 2014 Posted by ./rex No comments
Manakah yang mesti dipilih jika ada dua pilihan. Ada calon pemimpin yang muslim namun suka bermaksiat, ataukah non muslim yang dikatakan bersih dan adil?

Yang jelas, tidak pantas non muslim menguasai rakyat yang mayoritas muslim. Kenapa demikian?

Karena memang Allah melarangnya. Islam itu tinggi, artinya di atas, bukan di bawah, bukan berada dalam kekuasaan non muslim. Sangat tidak pantas Islam yang mulia ini malah dikuasai oleh non muslim.

Allah Ta’ala berfirman,

“Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.” (QS. An Nisa’: 141)

Memang pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mempekerjakan non muslim sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar mengupah seorang laki-laki dari Bani Ad Diil sebagai petunjuk jalan, dan dia adalah seorang beragama kafir Quraisy.” (HR. Bukhari no. 2264).
Namun ingat itu dipekerjakan, bukan berada di atas, bukan sebagai pemimpin.

Lantas manakah yang mending memiliki pemimpin muslim namun kerap korupsi ataukah pemimpin non muslim yang jujur, adil dan anti korupsi?

Kita dapat ambil pelajaran dari perkataan ‘Abdullah bin Mas’ud berikut ini.

Ibnu Mas’ud berkata,

“Aku bersumpah dengan nama Allah dalam keadaan berdusta lebih aku sukai daripada aku jujur lalu bersumpah dengan nama selain Allah.” (HR. Ath Thobroni dalam Al Kabir. Guru kami, Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi berkata bahwa sanad hadits ini shahih).

Kata Syaikh Sholeh Al Fauzan, di antara faedah dari hadits di atas adalah bolehnya mengambil mudarat yang lebih ringan ketika berhadapan dengan dua kemudaratan. (Al Mulakhos fii Syarh Kitabit Tauhid, hal. 328).

Kaedah dari pernyataan di atas disebutkan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah,

“Mengambil mafsadat yang lebih ringan dari dua mafsadat yang ada dan meninggalkan yang lebih berat.” (Fathul Bari, 9: 462)

Dalam kitab yang sama, Ibnu Hajar juga menyatakan kaedah,

“Bolehnya menerjang bahaya yang lebih ringan.” (Fathul Bari, 10: 431)

Kalau kita bandingkan saat mesti memilih antara pemimpin muslim yang gemar maksiat dengan pemimpin non muslim yang jujur dan adil, maka tetap saja pemimpin muslim lebih utama untuk dijadikan pilihan. Mudaratnya tentu lebih ringan. Apa alasannya?

Alasan pertama, kita tidak boleh mengambil pemimpin dari orang kafir. Alasan kedua, kita akan lebih mudah dalam menjalani agama karena pemimpin semacam itu lebih mengerti akan kebutuhan kaum muslimin. Alasan ketiga, non muslim tidak mudah menindas kaum muslimin atau menyebar ajaran mereka.

Kezaliman yang dilakukan oleh pemimpin muslim misalnya dengan korupsi, itu adalah kesalahannya. Ia akan dimintai pertanggungjawaban di sisi Allah atas tindak jeleknya. Namun agama kita pasti akan lebih selamat dan orang muslim pun akan peduli pada sesama saudaranya. Beda halnya dengan non muslim. Muslim yang bermaksiat masih lebih mending, berbeda dengan non muslim yang diancam akan kekal di neraka.

Jadi bagi yang masih mengatakan pemimpin non muslim itu lebih baik, berpikirlah dengan nalar yang baik dan banyak mengkaji ayat-ayat Al Qur’an. Lihatlah bagaimana Allah menyebut non muslim  dalam ayat berikut ini,

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al Bayyinah: 6).
Ini firman Allah loh yang tidak mungkin keliru. Beda kalau tidak percaya akan wahyu.

Loyalitas seorang muslim haruslah kepada sesama muslim bukan kepada yang berlawanan agama dengannya. Allah Ta’ala berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al Maidah: 51)

Dalam ayat lain disebutkan,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia.” (QS. Al Mumtahanah: 1)

Marilah kaum muslimin melihat realita yang terjadi. Cobalah renungkan sejenak, bagaimana nasibnya nanti jika akhirnya pemimpin non muslim yang akan maju sebagai pewaris kekuasaan.

Hanya Allah yang memberi taufik.



Source http://goo.gl/RUJTEp
Back to Top